BangsaOnline - Ketua DPR Kabupaten Mojokerto Ismail Pribadi meminta aparat kepolisian, TNI, dan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) membongkar dugaan mafia pupuk oplosan.
Menurutnya isu pupuk oplosan telah lama terdengar dan diduga melibatkan CV Cipto Langgeng di Dusun Bedagas, Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging. Kelompok usaha tersebut merupakan produsen pupuk nonsubsidi merek Jati Wangi. "Dugaan saya sudah melibatkan jaringan pemasaran dan penyuplai bahan baku dari luar Mojokerto," kata Ismail.
Ismail menambahkan, pupuk nonsubsidi produksi CV Cipto Langgeng pernah bermasalah pada 2012 karena terbukti mencampur kandungan zat padat yang tidak sesuai standar baku mutu seperti yang diatur pemerintah. Selain itu, produsen juga diduga menggunakan bahan baku pupuk subsidi yang dioplos menjadi pupuk nonsubsidi.
Dugaan pupuk oplosan itu, kata dia, sempat jadi perhatian saat dirinya menjadi anggota komisi bidang pertanian pada periode lalu, namun kesulitan menyelidiki. "Waktu itu kami kesulitan mau menginspeksi pabriknya," katanya.
Komando Distrik Militer 0815 Mojokerto bersama Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto telah mengambil sampel bahan baku dan pupuk tersebut. Penyelidikan bermula saat Kodim 0822 Bondowoso menangkap truk yang mengangkut pupuk asal Mojokerto karena diduga bermasalah.
Komandan Kodim 0815 Mojokerto Letnan Kolonel Putranto Gatot Sri Handoyo mengatakan masih menyelidiki volume pupuk. "Kami menunggu hasil uji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur di Malang," katanya.
Koordinator gudang CV Cipto Langgeng, Arifin, membantah produksi pupuk Jati Wangi menggunakan bahan baku pupuk urea bersubsidi. Menurutnya, dalam membuat pupuk, pihaknya menggunakan tiga jenis bahan dasar, yaitu fosfat, urea nonsubsidi, dan HCL. "Kami menggunakan bahan nonsubsidi, bukan urea bersubsidi," katanya.
Adapun bahan lainnya didapat dari lelang pengadilan. Ia membantah bahan baku pupuk di luar standar baku mutu. "Kandungan bahan baku pupuk kami sudah sesuai standar baku mutu dan izin usaha produksi kami juga ada," kata Arifin.(tic/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News