Punya Kapasitas Intelektual, Calon Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim Dorong yang Muda Tampil

Punya Kapasitas Intelektual, Calon Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim Dorong yang Muda Tampil Lutfil Hakim. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Munculnya Lutfil Hakim sebagai kandidat ketua Jawa Timur tampaknya menampilkan genre baru bagi profesi di Provinsi Jatim. Wartawan senior ini selain punya kapasitas juga punya komitmen tinggi terhadap independensi dan peningkaan kualitas serta moralitas .

“Wartawan bukan hanya profesi, tapi juga ,” kata Lutfil Hakim kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (18/9/2021) sore.

Baca Juga: Polda Jatim Gelar Sarasehan Media Jelang Pilkada 2024

Ia bahkan mengaku punya obsesi besar. Menjadikan Jawa Timur sebagai parameter nasional. “Sebagai gudangnya ,” jelas Lutfil Hakim yang mengaku terharu karena makin banyak yang mendorong untuk maju sebagai ketua Jawa Timur.

“Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendorong saya untuk maju yang semakin hari makin banyak, terutama teman-teman senior. Saya terharu. Terima kasih,” katanya.

Seperti diberitakan, pemilihan Ketua Jatim akan digelar pada Oktober 2021. Kandidat ketua yang muncul adalah Ainur Rohim (Air) yang kini menjabat Ketua Jatim. Selain Air juga muncul nama Eko Pamuji yang kini Sekretaris Jatim.

Baca Juga: Undangan Sambung Guyub Dianggap Pilih-pilih Wartawan, Humas Polres Kediri Kota Ngaku Lupa

Karena khawatir terjadi polarisasi pasca pemilihan, terutama karena hanya dua kandidat, maka sejumlah mendorong calon alternatif untuk maju sebagai ketua Jatim. Mereka sepakat Lutfil Hakim sebagai Ketua Jatim.

"Sebenarnya bagi saya ini sudah lewat. Tapi banyak teman-teman yang minta saya maju," kata Lutfil Hakim. Ia tak menampik bahwa salah satu alasannya karena terjadi polarisasi tajam antara ketua dan sekretaris Jatim sehingga bisa berimbas negatif pada soliditas organisasi profesi yang sebenarnya sangat disegani ini.

Menjawab beberapa pertanyaan BANGSAONLINE.com, Lutfil Hakim banyak memberikan perspektif tentang tugas utama dan masa depan Jatim.

Baca Juga: Polda Jatim Ajak Media Bersinergi Jaga Kondusivitas Pilkada 2024

Ia menegaskan bahwa adalah rausyan fikr yang harus selalu menerangi dan bahkan harga mati untuk berpihak kepada kebenaran.

“Sehingga perlu banyak kajian yang mendalam. Wartawan harus terus belajar,” katanya sembari menegaskan bahwa ia akan mengupayakan beasiswa bagi pengurus dan anggota yang ingin melanjutkan studi di S2 dan S3.

Menurut dia, profesionalisme harus dilihat dari kapasitas dan kompetensinya, terutama pengetahuan yang luas tentang aneka persoalan.

Baca Juga: Gandeng PWI Jombang, Cabdindik Gelar Bimbingan Strategi Pengelolaan Medsos

“Uji kompentensi saja tidak cukup, harus ditambah kecerdasan dan pengetahuan yang luas,” kata Lutfil Hakim yang kini Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Jatim.

Ia juga mengingatkan, sebagai asosiasi jurnalis, bukan hanya mengajari menulis benar, tapi juga punya peran lebih penting seperti watch dog, kritis dan mencerdaskan.

“Dan yang terpenting adalah independensi sebagai marwah tertinggi. Semua pengabdian jurnalis semata-mata untuk kepentingan publik, bukan kepentingan penguasa, pemilik modal, atau sponsor,” tegasnya gamblang.

Baca Juga: Berangkat ke Porwanas XIV di Banjarmasin, 2 Atlet Catur PWI Kediri Targetkan Emas

Menurut dia, tantangan utama dewasa ini adalah moral hazard. Ia menengarai, tidak sedikit praktik framing informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh kompeten. Bahkan dari media yang besar pengaruhnya kepada publik.

“Ini yang paling berbahaya. Kalau soal hoax masyarakat sudah pintar memilah. Tapi soal framing, masarakat perlu dicerdaskan,” katanya.

Menurut dia, secara hukum kerja jurnalistik sudah diatur oleh yurisdiksi (UU pers/ dan aneka Peraturan Dewan Pers). “Tidak ada pilihan kecuali tunduk kepada teks aneka produk hukum tersebut. Mengikat dan harga mati,” ujarnya.

Baca Juga: HUT Pertama, SMSI Surabaya Gelar Talkshow

Yang juga menarik, ia sangat konsen terhadap regenerasi di tubuh . “Aspek regenerasi kepemimpinan pada asosiasi apapun, termasuk juga keniscayaan,” tegasnya.

Ia memberi contoh konkret Ketua Bidang di yang notabene banyak dijabat muda. Menurut dia, selama ini hanya dicatat atau tercatat.

“Tapi tak pernah diperankan secara maksimal. Ke depan pola ini wajib ditinggalkan. Dorong yang muda-muda untuk selalu tampil di depan,” tegasnya. (mma)

Baca Juga: Tingkatkan SDM Wartawan, PWI Lamongan Gelar OKK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO