SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Munculnya Lutfil Hakim sebagai kandidat ketua PWI Jawa Timur tampaknya menampilkan genre baru bagi profesi wartawan di Provinsi Jatim. Wartawan senior ini selain punya kapasitas intelektual juga punya komitmen tinggi terhadap independensi dan peningkaan kualitas serta moralitas wartawan.
“Wartawan bukan hanya profesi, tapi juga intelektual,” kata Lutfil Hakim kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (18/9/2021) sore.
Baca Juga: Kantongi Suara Mutlak, Amin Nahkodai PWI Mojokerto Periode 2024-2027
Ia bahkan mengaku punya obsesi besar. Menjadikan PWI Jawa Timur sebagai parameter nasional. “Sebagai gudangnya wartawan intelektual,” jelas Lutfil Hakim yang mengaku terharu karena makin banyak yang mendorong untuk maju sebagai ketua PWI Jawa Timur.
“Terima kasih kepada teman-teman yang telah mendorong saya untuk maju yang semakin hari makin banyak, terutama teman-teman senior. Saya terharu. Terima kasih,” katanya.
Seperti diberitakan, pemilihan Ketua PWI Jatim akan digelar pada Oktober 2021. Kandidat ketua yang muncul adalah Ainur Rohim (Air) yang kini menjabat Ketua PWI Jatim. Selain Air juga muncul nama Eko Pamuji yang kini Sekretaris PWI Jatim.
Baca Juga: 134 Peserta Meriahkan KBAM 2024 Zona Timur
Karena khawatir terjadi polarisasi pasca pemilihan, terutama karena hanya dua kandidat, maka sejumlah wartawan mendorong calon alternatif untuk maju sebagai ketua PWI Jatim. Mereka sepakat Lutfil Hakim sebagai Ketua PWI Jatim.
"Sebenarnya bagi saya ini sudah lewat. Tapi banyak teman-teman wartawan yang minta saya maju," kata Lutfil Hakim. Ia tak menampik bahwa salah satu alasannya karena terjadi polarisasi tajam antara ketua dan sekretaris PWI Jatim sehingga bisa berimbas negatif pada soliditas organisasi profesi yang sebenarnya sangat disegani ini.
Menjawab beberapa pertanyaan BANGSAONLINE.com, Lutfil Hakim banyak memberikan perspektif tentang tugas utama wartawan dan masa depan PWI Jatim.
Baca Juga: Polda Jatim Gelar Sarasehan Media Jelang Pilkada 2024
Ia menegaskan bahwa wartawan adalah rausyan fikr yang harus selalu menerangi dan bahkan harga mati untuk berpihak kepada kebenaran.
“Sehingga perlu banyak kajian yang mendalam. Wartawan harus terus belajar,” katanya sembari menegaskan bahwa ia akan mengupayakan beasiswa bagi pengurus dan anggota PWI yang ingin melanjutkan studi di S2 dan S3.
Menurut dia, profesionalisme wartawan harus dilihat dari kapasitas dan kompetensinya, terutama pengetahuan yang luas tentang aneka persoalan.
Baca Juga: Undangan Sambung Guyub Dianggap Pilih-pilih Wartawan, Humas Polres Kediri Kota Ngaku Lupa
“Uji kompentensi saja tidak cukup, harus ditambah kecerdasan dan pengetahuan yang luas,” kata Lutfil Hakim yang kini Wakil Ketua Bidang Kerja Sama PWI Jatim.
Ia juga mengingatkan, sebagai asosiasi jurnalis, PWI bukan hanya mengajari menulis benar, tapi juga punya peran lebih penting seperti watch dog, kritis dan mencerdaskan.
“Dan yang terpenting adalah independensi sebagai marwah tertinggi. Semua pengabdian jurnalis semata-mata untuk kepentingan publik, bukan kepentingan penguasa, pemilik modal, atau sponsor,” tegasnya gamblang.
Baca Juga: Polda Jatim Ajak Media Bersinergi Jaga Kondusivitas Pilkada 2024
Menurut dia, tantangan utama wartawan dewasa ini adalah moral hazard. Ia menengarai, tidak sedikit praktik framing informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh wartawan kompeten. Bahkan dari media yang besar pengaruhnya kepada publik.
“Ini yang paling berbahaya. Kalau soal hoax masyarakat sudah pintar memilah. Tapi soal framing, masarakat perlu dicerdaskan,” katanya.
Menurut dia, secara hukum kerja jurnalistik sudah diatur oleh yurisdiksi (UU pers/ dan aneka Peraturan Dewan Pers). “Tidak ada pilihan kecuali tunduk kepada teks aneka produk hukum tersebut. Mengikat dan harga mati,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng PWI Jombang, Cabdindik Gelar Bimbingan Strategi Pengelolaan Medsos
Yang juga menarik, ia sangat konsen terhadap regenerasi di tubuh PWI. “Aspek regenerasi kepemimpinan pada asosiasi apapun, termasuk PWI juga keniscayaan,” tegasnya.
Ia memberi contoh konkret Ketua Bidang di PWI yang notabene banyak dijabat wartawan muda. Menurut dia, selama ini hanya dicatat atau tercatat.
“Tapi tak pernah diperankan secara maksimal. Ke depan pola ini wajib ditinggalkan. Dorong yang muda-muda untuk selalu tampil di depan,” tegasnya. (mma)
Baca Juga: Berangkat ke Porwanas XIV di Banjarmasin, 2 Atlet Catur PWI Kediri Targetkan Emas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News