KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Beberapa komunitas di Kediri menggelar doa bersama untuk Pahlawan Revolusi tepat pada tanggal 1 Oktober. Mereka meyakini doa ini sekaligus untuk menghapus nasib sial bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Kegiatan ini digelar sekelompok komunitas yang tergabung dalam Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno. Mereka memaknai 1 Oktober dalam sudut pandang yang berbeda.
Baca Juga: Menteri ATR BPN Hadiri Upacara HKP Bersama Presiden Jokowi
“Jarang orang menyadari, sebenarnya meninggalnya tujuh Jenderal Pahlawan Revolusi ini adalah tanggal 1 Oktober, bukan 30 September. Untuk itulah kami menggelar doa bersama dengan mengambil saat yang tepat pada hari meninggalnya,” ujar Lukito Sudiarto, Sekretaris Panitia Peringatan Hari Pancasila di Dunia dan Doa Bersama Pahlawan Revolusi.
Doa dilaksanakan pada Jumat (1/10) dinihari pukul 00.15 WIB. “Kami sengaja melaksanakan doa ini dini hari, saat malam sudah berganti tanggal. Hal ini sekaligus untuk mengingatkan kepada kita bahwa memang meninggalnya tujuh jenderal itu dinihari saat sudah masuk01 Oktober,” tandasnya.
Hasil penelitian dari komunitas ini menyimpulkan, tidak ada satu dokumen pun yang menyebutkan bahwa meninggalnya para Pahlawan Revolusi itu tanggal 30 September 1965.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ingatkan ASN Jaga Netralitas di Pilkada 2024
“Kami sudah mengkaji, tidak ada bukti yang menyebutkan tanggal 30 September 1965, semua tanggal 1 Oktober 1965,” terang Nur Habib, Pengurus Lesbumi PCNU Kediri yang memaparkan pada malam itu.
Nur Habib menambahkan, Pengurus Lesbumi Kediri berencana akan melayangkan surat usulan kepada Presiden Jokowi untuk menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Duka Nasional.
Sementara itu, Kushartono, Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri sangat mendukung langkah dari lintas komunitas tersebut. Menurutnya, ini adalah bagian dari pelurusan sejarah.
Baca Juga: Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Pj Bupati Pamekasan Berikan Hadiah untuk Veteran
"Sebab sudah sangat jelas Presiden Soekarno sendiri mengatakan Gestok, Gerakan Satu Oktober. Maka Situs Bung Karno layak mendukung pemikiran Soekarno," ujar Kushartono, Sabtu (2/10).
Menurut Kus, sebagai bangsa yang berbudaya wajib menjunjung tinggi adab budaya leluhur. "Tidak menerjang pantangan-pantangan yang telah menjadi adab budaya kita. Sebab jika terus diterjang bangsa dan negara bisa bertemu nasib sial," katanya.
"Jadi intinya, sebagai warga negara Indonesia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, meyakini doa bersama pada 1 Oktober tepat di hari meninggal 7 Pahlawan Revolusi tersebut, sedikit banyak akan dapat menghapus atau meringankan nasib sial, agar rakyat, negara, dan pemerintah RI senantiasa selamat sentosa dan senantiasa dalam lindungan Allah Yang Maha Kuasa," pungkas pria yang juga Ketua DPC PCTA Indonesia Kediri ini. (uji/ns)
Baca Juga: Amanat Plt Bupati Lamongan di Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News