Bahkan pada tahun 1956 Umi Sardjono justru membela Soekarno. Pembelaan kepada Soekarno secara publik dimuat dalam surat kabar Harian Rakjat edisi 4 Januari 1956. Koran yang berafiliasi dengan PKI itu memuat pernyataan Umi Sardjono ketika mengomentari poligami Soekarno. Menurut Umi Sardjono, pernikahan Bung Karno dengan Hartini merupakan urusan pribadi. Umi Sardjono bahkan menyesalkan sikap berbagai pihak yang mendorong perceraian Fatmawati dengan Soekarno.
“Sesuai dengan pendirian Gerwani, perkawinan harus bebas dan demokratis,” kata Umi Sardjono.
(Soekarno bersama istri yang nomor 5, Ratna Sari Dewi. Wanita asal Jepang itu dikenal sangat cantik. foto: Instagram)
Menurut Ruth, seperti dikutip Tempo, Umi Sardjono tahu betul bahwa Gerwani ikut disalahkan karena mereka diam ketika Soekarno berpoligami. Apalagi saat itu banyak organisasi wanita berdemonstrasi terhadap Soekarno, termasuk Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari). Ketika itu Perwari getol mendukung Fatmawati dan mendorongnya meninggalkan Istana Negara.
Soekarno memang dikenal sebagai presiden yang banyak memiliki istri. Bung Karno yang menjadi presiden RI sejak 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967 itu bahkan dikenal sebagai presiden pertama yang berpoligami secara terbuka.
Ia menikah dengan 9 wanita, meski tak sekaligus. Yaitu Oetari Tjokroaminoto, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Haryati, Kartini Manoppo, Yurike Sanger dan Heldy Djafar. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News