JEMBER, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember memiliki delapan rumah sakit umum daerah (RSUD), satu di antaranya adalah RSUD Kalisat. Selain sebagai penunjang keterjaminan kesehatan bagi masyarakat, rumah sakit yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) itu diharapkan menjadi salah satu sumber penopang pendapatan anggaran daerah (PAD).
Melalui RSUD Kalisat, Pemkab Jember berharap mendapat pemasukan anggaran yang lebih sehingga mampu menunjang program pembangunan di Kabupaten Jember. Namun, fakta di lapangan hingga bulan ini, realisasi PAD RSUD Kalisat masih mencapai 55,48 persen atau Rp20,8 miliar, dari yang ditargetkan oleh Pemkab Jember untuk tahun 2021 sebesar Rp37,4 miliar.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Direktur RSUD Kalisat, Nur Cahyohadi, mengakui hal tersebut saat dikonfirmasi usai rapat dengar pendapat (RDP) di ruang Komisi D Kantor DPRD Jember, Rabu (12/10) kemarin. Menurut dia, pendapatan itu berdasarkan pelayanan terhadap masyarakat. Sebab, keuangan RSUD tidak bersumber dari kas keuangan daerah (Kasda).
"Beda dengan dinas, uangnya sudah ada dengan kasda. Tetapi kalau badan usaha uangnya tergantung dari pelayanan dan itu pun masih dikelola, untuk biaya operasional, maupun pengembangan SDM-nya," ujarnya.
Meski demikian, ia mengaku akan berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Kalisat. Salah satunya yakni mengoptimalkan pelayanan kesehatan sebaik mungkin.
Baca Juga: Jadi Keynote Speaker, Pj Gubernur Jatim Dorong Optimalisasi BUMD serta BLUD Kesehatan
"Kalau kepercayaan masyarakat sudah terbangun, efeknya pasti juga pendapatan untuk Rumah Sakit Kalisat, dan target pasti bisa terpenuhi," tuturnya. (yud/eko/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News