Selain itu, Eri juga memastikan bahwa kolaborasi dengan semua elemen dan berbagai stakeholder bakal dilakukan dalam membangun Kota Surabaya. Bagi dia, ini penting untuk melakukan berbagai percepatan, sehingga pemkot membuka diri untuk melakukan kolaborasi demi kepentingan warga Kota Surabaya.
“Jadi, SRC ini akan kita sinergikan dengan e-peken yang sudah kita buat. Ini bukan persaingan, tapi kita bersinergi untuk membina dan meningkatkan UMKM-nya Kota Surabaya. Makanya, kalau ada toko kelontong yang masih belum terdata atau belum terdaftar, silakan daftar lewat aplikasi e-peken dan melaporkan kepada lurah dan camat untuk dimasukkan ke dalam data kami,” kata Eri.
Sementara itu, Direktur PT SRCIS, Rima Tanago, mengatakan bahwa program ini adalah program pembinaan toko kelontong secara berkelanjutan agar para pedagang bertahan, bahkan lebih maju di tengah perkembangan zaman seperti ini.
“Jadi, kita melihat ada visi misi yang sama dengan Pemkot Surabaya untuk memajukan dan mengembangkan toko kelontong, sehingga kita berkolaborasi melalui program SKS ini,” kata Rima.
Rima memaparkan, di Surabaya kini sudah ada sekitar 1.530 toko kelontong yang bekerjasama dengan SRC. Nantinya, ia memastikan akan ada kelas-kelas edukasi yang akan menyasar 12 kecamatan di Kota Surabaya.
“Sementara kita akan jalan dulu di 12 kecamatan di Surabaya. Kita akan edukasi mulai dari penataan toko supaya rapi, bersih, terang dan supaya konsumen berbelanja merasa nyaman,” urai Rima.
Bahkan, lanjut Rima, juga akan ada edukasi tentang digitalisasi nantinya, seperti berbelanja dengan aplikasi, menyediakan promosi untuk konsumen, dan berbagai edukasi lainnya. Sedangkan kelas-kelas itu nanti akan ada kombinasi antara daring maupun dilihat langsung ke lapangan.
“Jadi, nanti ada kelas edukasi berbagai macam seri,” ucap Rima.
Peluncuran program itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bersama Direktur PT SRCIS, Rima Tanago, di Hotel Bumi Surabaya. (ian/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News