TUBAN, BANGSAONLINE.com - Bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban menggelar diskusi publik mengangkat tema "Permasalahan Pesisir Tuban dan Solusinya" di Gedung Rektorat Lt. 2 Unirow.
Kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum itu dilakukan secara daring maupun luring. Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tuban yang ke-728 itu menghadirkan para narasumber dari unsur pemerintahan, kelompok masyarakat, guru besar Unirow dan UB Malang.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Rektor Universitas PGRI Ronggolawe Prof. Dr. Supiana Dian Nurtjahyani, M.Kes menjelaskan, serangkaian kegiatan Dosen Berkarya meliputi supervisi, pendampingan, dan konsultasi. Kegiatan ini juga untuk mencapai indikator kinerja utama perguruan tinggi.
“Indikator kinerja utama yang dimaksud di sini adalah dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di kampus, dan memberi pengalaman kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus,” jelas rektor perempuan ini, Minggu (24/10).
Rektor dua periode itu menuturkan, secara geografis, Tuban berbatasan langsung dengan pantai utara dan memiliki garis pantai sepanjang 65 kilometer. Dengan begitu, wilayah Tuban memiliki potensi kekayaan yang sangat tinggi. Namun demikian, masyarakat masih merasakan adanya permasalahan yang belum dapat teratasi.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
"Salah satu permasalahannya sampah dan limbah yang berdampak mencemari sungai dan pesisir Kabupaten Tuban. Permasalah ini tidak terlepas dari kapasitas tampung TPA, sarpras yang masih terbatas, dan rendahnya tingkat pelayanan penanganan sampah," imbuhnya.
Guru Besar UB Malang Prof. Dr. Marjono, M.Phil dalam materinya menjelaskan, model matematika dan hubungannya dengan pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang ada di Kabupaten Tuban. Ia juga mengungkapkan limbah rumah tangga masih dapat dikelola dengan diolah sedangkan limbah industri tidak diolah melainkan harus diamankan.
“Sehingga target di Kabupaten Tuban bisa nyaman dan indah seperti potensi yang ada di wisata Pantai Kelapa,” jelas Prof. Marjono.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Pemateri selanjutnya, Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D menjelaskan, masalah lingkungan selalu menjadi dilema. Dengan status Indonesia yang menjadi negara berkembang, maka perlu adanya pembangunan yang berkelanjutan dengan syarat indeks sosial, lingkungan dan ekonomi harus terus meningkat.
Di sisi lain juga harus menjaga ketersediaan sumberdaya alam dengan menggunakan permodelan yang sesuai kebutuhan. “Pembangunan harus bersifat ramah lingkungan supaya sumberdaya alam yang ada tidak tercemar,” ungkap Prof. Amin.
Adapun isi dalam kegiatan diskusi itu sebagaimana yang disampaikan oleh beberapa pemateri dalam diskusi Kabupaten Tuban memiliki potensi sumber daya pesisir yang luar biasa. Meliputi sumber daya pantai, laut, perikanan budidaya, dan perikanan tangkap.
Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan
Permasalah mengenai upaya masyarakat untuk mengembangkan pariwisata daerah yang masih menghadapi kendala. Meliputi keterbatasan tempat untuk mengembangkan potensi, termasuk untuk pemasaran produk lokal, lemahnya dukungan para stakeholder, dan kurangnya perekrutan tenaga kerja di wilayah pantai. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News