KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Untuk membangkitkan rasa nasionalisme di Hari Sumpah Pemuda ke-93, Kamis (28/10) besok, panitia Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno atau biasa disebut Situs Bung Karno Kediri, mewajibkan peserta upacara untuk mengucapkan kata-kata motivasi diri saat berada di depan gerbang masuk lokasi seremoni. Peserta upacara pada situs yang terletak di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, itu harus mengucapkan 'Saya bangga menjadi Bangsa Indonesia'.
Tak hanya itu, panitia juga mengharuskan peserta untuk menuliskan kata-kata yang telah diucapkan tersebut dalam sebuah kertas kecil yang telah disiapkan. Ketua Harian Situs Bung Karno Kediri, Kushartono, mengatakan bahwa kata-kata itu dimaksudkan untuk menanam semangat persatuan dalam kebhinekaan.
Baca Juga: Alasan PDIP Pecat Jokowi dan Kelucuan Pidato Gibran Para-Para Kiai
"Kata-kata tersebut boleh ditulis dalam bahasa jawa, sunda, madura, dan lain-lain, sesuai keinginan. Selanjutnya kertas itu ditempelkan di dada, baru kemudian mereka dipersilakan masuk dan berbaris siap mengikuti upacara," ujarnya, Rabu (27/10).
Untuk memperkuat pesan moral pendidikan karakter, kata Kushartono, panitia juga membuat tulisan serupa yang diletakkan di samping inspektur upacara dengan ukuran lebih besar dan berbahan dasar serabut kelapa. Hal ini sengaja dilakukan sebagai bagian dari proses pendidikan karakter kebangsaan pada generasi muda.
"Usai upacara, semua peserta juga diajak melepaskan puluhan burung merpati sebagai simbol kemerdekaan jiwa, atau pendidikan yang memerdekakan jiwa dari belenggu kebodohan," ungkapnya.
Baca Juga: Terungkap Motif Sesungguhnya Keluarga yang Dibunuh di Ngancar Kediri
"Kami ingin tasyakuran Hari Sumpah Pemuda tahun ini bisa benar-benar menyentuh rasa, membekas dalam hati, bukan sekedar seremonial saja," tuturnya menambahkan.
Ia memaparkan, metode mengucapkan kata-kata positif itu bagian dari teknik Neuro Linguistic Programming (NLP) dan menuliskan kata-kata yang kemudian ditempelkan di dada adalah bagian dari teknik Experiential Learning (EL).
"Rasa bangga itu sangat penting. Tanpa ada rasa bangga, karakter kebangsaan sulit untuk dibentuk. Rasa bangga ibarat jalan tol, mana mungkin kita bisa membangun karakter bangsa tanpa ada rasa bangga menjadi bangsa Indonesia, mustahil lah," kata Kushartono.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Rencananya, lanjut Kushartono, pihaknya akan bersurat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menetapkan tanggal 30 September sebagai Hari Kebanggaan Nasional Pancasila di Dunia. Hal ini mengacu pada pidato Presiden Soekarno tanggal 30 September 1960 pada sidang umum PBB berjudul 'Membangun Dunia Baru'.
Menurut dia, Pancasila yang digali dari jiwa Bangsa Indonesia telah diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia untuk dimasukkan dalam piagam PBB sebagai pondasi membangun dunia baru yang penuh perdamaian. Pengiriman surat kepada Presiden Jokowi secara simbolis dilakukan bersamaan dengan pelepasan burung merpati.
"Maka peristiwa ini layak diingat. Dengan bangga terhadap Pancasila, dan otomatis bangga menjadi Bangsa Indonesia. Selanjutnya, jika kita sudah bangga terhadap Pancasila, dan bangga menjadi Bangsa Indonesia maka Bangsa Indonesia menjadi kuat, dan tidak akan mungkin kita mengganti Pancasila dengan ideologi lain,” paparnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Ajak Pemuda di Surabaya Kritis Memilih Pemimpin
Berbagai komunitas muda-mudi di Kota Kediri diharapkan hadir dalam agenda ini dan mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari upacara, doa bersama, selamatan, sarasehan, dan santunan anak yatim.
“Karena masih dalam suasana pandemi, maka yang kita harapkan hadir, cukuplah perwakilan," kata Ketua Panitia Acara, Sikan Abdillah. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News