KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Beberapa oknum dari perguruan silat di Kediri melakukan aksi pengeroyokan terhadap pengendara sepeda motor di dua tempat berbeda di wilayah hukum Polres Kediri Kota. Oknum tersebut melakukan aksi pengeroyokan dengan alasan yang tidak jelas.
Menurut Kasatreskrim Polres Kediri Kota, AKP Girindra Wardana, dua pengeroyokan yang melibatkan oknum salah satu perguruan silat itu terjadi pada bulan Oktober 2021.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
"Kemarin kita sudah melaksanakan rilis di Polda, secara keseluruhan dan Alhamdulillah yang di wilayah kita dua kasus ini terungkap," kata AKP Girindra Wardana, Senin (1/11).
Untuk kasus pertama sekira awal bulan Oktober 2021 lalu, TKP-nya di wilayah Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, kejadiannya malam hari.
"Saat itu ada konvoi dari salah satu perguruan yang memakan jalan dan memenuhi jalan. Kemudian ada 2 orang pengendara motor (datang) berlawanan arah yang tanpa tahu apa-apa, menjadi korban penganiayaan dari kelompok tersebut," terangnya.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
Sedangkan kasus kedua terjadi di wilayah Mojoroto, Kota Kediri, tepatnya di depan MTS dan di sekitar GOR Jayabaya. Di situ terjadi juga pengeroyokan dengan pelaku oknum anggota perguruan silat.
Kasusnya sama, yaitu ada pengendara motor berlawanan arah yang tidak tahu apa-apa, kemudian tiba-tiba menjadi korban pengeroyokan.
"Untuk itu kami imbau kepada masyarakat Kota Kediri agar tidak terpancing. Kemudian apa yang menjadikan ketentuan dengan situasi masih pandemi terkait kumpul-kumpul, arak-arakan, dan konvoi itu masih belum diizinkan," tegas Girindra didampingi Kasi Humas Polres Kediri Kota, Iptu Henry Mudi Yuwono.
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Ia juga meminta kepada semua pihak yang punya rencana menggelar agenda dan lain sebagainya yang melibatkan massa, agar dikomunikasikan yang baik. "(Semua aspirasi sebaiknya) disalurkan sesuai dengan porsinya agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari," pungkasnya. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News