
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Di usianya yang menginjak 6,5 tahun, Sasa seharusnya sudah bisa belajar dan bermain dengan teman-temannya di sekolah.
Namun, Sasa hanya bisa pasrah dan terbaring lemas di atas kasurnya. Bertahun-tahun lamanya Sasa mengidap penyakit hidrosefalus atau kepala membesar.
Baca Juga: PN Sidoarjo Eksekusi Aset PT KAI
Sasa, bernama asli Rasya Riski Aisyah. Ia tinggal di Desa Tenggulunan, Kecamatan Candi, Sidoarjo, bersama ibu dan neneknya. Sedangkan ayahnya pergi meninggalkan Sasa lantaran mengidap penyakit tersebut.
Menurut cerita Riski Nada Nadiah (ibunda Sasa), Sasa terlahir dengan kondisi normal. Bahkan tidak ada tanda-tanda cacat apapun di tubuhnya. Namun dua bulan setelah dilahirkan, kepala Sasa perlahan mulai membesar.
"Sudah dibawa ke rumah sakit untuk diobati. Tapi pengobatan hanya dilakukan sebentar, karena tak ada biaya," jelas Nadiah, Senin (1/11/2021).
Baca Juga: Sidang Kasus Sabu 30 Kg: Bos Ekspedisi Ngaku Tak Tahu Isi Barang, Terdakwa: Saya Lapor Atasan
Sejak kepergian suaminya, Nadiah memutuskan untuk bekerja dan mencari nafkah sendiri sebagai buruh pabrik. Namun tetap saja, gajinya tak mampu membiayai pengobatan anaknya.
Pernah sesekali, Sasa mendapat bantuan pengobatan dari salah satu yayasan pondok pesantren. Namun, tetap saja Sasa tak kunjung sembuh. Dan saat ini, Sasa hanya bisa terbaring lemas di kamarnya.
"Untuk sekrang ya dirawat seadanya. Saya sudah tidak ada biaya untuk pengobatan," kata Nadiah.
Baca Juga: Penemuan Pria Tewas Gantung Diri Gegerkan Warga Taman Sidoarjo
Sementara gaji sebesar Rp 3 juta per bulan, tidak cukup untuk membayar pengobatan. Gaji itu hanya cukup membayar kos, listrik, dan kebutuhan makan sehari-hari.
"Ada juga bantuan BLT, tapi enggak cukup jika untuk pengobatan Sasa," tambahnya.
Dia berharap, ada bantuan kesehatan untuk menangani penyakit yang diderita putrinya itu, dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo supaya bisa meringankan beban hidupnya sebagai single parent ini. (cat/ian)
Baca Juga: Tanggapi Demo GPS soal Adanya HGB di Laut Sedati, Kepala Kantah Sidoarjo: Berakhir di 2026 dan 2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News