TUBAN, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka cita mendalam dan memberikan santunan kepada keluarga korban kecelakaan perahu penyeberangan yang terbalik di penyeberangan tradisional Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro.
Ucapan tersebut disampaikan langsung Khofifah saat meninjau posko evakuasi kecelakaan perahu di Kabupaten Tuban, Jumát (5/11). Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyerahkan santunan duka cita kepada keluarga korban meninggal dunia masing-masing Rp 10 juta.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
"Bapak-Ibu yang mewakili ahli waris korban meninggal dunia akibat laka perahu penyeberangan, saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Innalillahi wainnailaihi Raji'uun, mudah-mudahan seluruh amal ibadah almarhum-almarhumah semua diterima oleh Allah dan khilafnya diampuni oleh Allah," kata Gubernur Khofifah kepada ahli waris, di Balai Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jumat (5/11) siang.
Orang nomor satu di Jatim itu juga memberikan support kepada keluarga korban agar sabar, ikhlas dan kuat menghadapi musibah ini.
"Mohon semuanya dengan ikhlas menerima musibah ini. Kita semua tidak tahu kapan dan bagaimana cara Allah memanggil kita semua. Semoga semua yang dipanggil Allah dalam keadaan husnul khotimah," tuturnya.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Sebelumnya, telah terjadi laka pada perahu yang membawa 19 orang penumpang dan 7 sepeda motor terbalik di penyeberangan Kanor - Rengel, Kabupaten Tuban pada Rabu (3/11) sekitar pukul 09.30 WIB. Perahu tersebut menyeberangi Sungai Bengawan Solo dari arah Rengel, Tuban menuju Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
Namun belum sampai tujuan, di tengah sungai, perahu terseret arus yang kencang hingga terbalik. Beberapa penumpang tercebur ke sungai dan ikut terbawa arus sungai. Laka tersebut meninggalkan duka terlebih bagi keluarga korban meninggal dunia.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Untuk meringankan duka tersebut, Gubernur Khofifah memberikan santunan takziah berupa uang sebesar Rp 10 juta untuk masing-masing ahli waris keluarga korban meninggal dunia.
Selain itu, gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga memberikan bantuan paket sembako kepada para korban selamat dan warga sekitar. Berdasarkan data di posko laka per 5 November 2021 tercatat 4 orang korban dinyatakan meninggal dunia.
Mereka adalah Agus Tutin (28), laki-laki asal Ngandong Grabagan Tuban, Kasian (65) laki-laki asal Semambung Kanor Bojonegoro, Toro (40) laki-laki asal Rembang Jawa Tengah, dan 1 orang yang ditemukan pagi ini belum teridentifikasi.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Kemudian 10 korban dinyatakan selamat. Dari 10 orang korban selamat terdapat 7 orang berasal dari Kabupaten Tuban antara lain Arif Dwi S (39), Novi Andi S (29), Tasmiatun N (33), Abdul Hadi (9), Abdulah Dyantim (3), Mastarmuji (56), dan Budi A (24). Lalu 2 orang korban berasal dari Kab. Bojonegoro atas nama Hafis (5) dan Madyani (62) dan 1 orang dari Rembang Jawa Tengah atas nama Mujianto (30).
Dan 5 orang masih dalam pencarian. Dalam proses pencarian itu menggunakan 10 unit perahu karet, 3 unit perahu fiber, dan melibatkan 379 personel dari berbagai instansi. Di antaranya, BPBD Tuban, BPBD Jatim, BPBD Lamongan, Polres, Kodim, Basarnas, PMI, Dinas Perhubungan setempat, dan beberapa instansi lainnya.
Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya Keselamatan Warga
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
Usai memberikan santunan, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky dan rombongan meninjau lokasi Laka perahu penyeberangan yang juga dekat dengan lokasi pembangunan jembatan Kanor Rengel yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.
Terkait insiden tersebut, Khofifah menekankan pentingnya keselamatan penumpang pada pengguna transportasi penyeberangan sungai dan danau. Ia menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan No. 61 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau telah menjelaskan berbagai aturan terkait dengan penyelenggaraan angkutan penyeberangan sungai dan danau. Termasuk bagaimana standar pelayanan minimal angkutan sungai dan danau.
"Sesungguhnya kejadian ini juga menjadi referensi kepada kita semua terkait dengan regulasi angkutan sungai danau dan penyeberangan," tuturnya.
Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa di Jawa Timur banyak layanan angkutan sungai atau danau yang perlu mendapat perhatian dari pihak pemerintah. Pasalnya, banyak masyarakat yang menggunakan akses tersebut sebagai alternatif pilihan untuk mempercepat perjalanan menuju daerah tujuan sementara standart keamanannya belum maksimal.
Selain kejelasan trayek, standar kelaikan angkutan, sertifikasinya nahkoda, juga ada keamanan bagi pengguna sarana transportasi penyeberangan sungai dan danau yang harus benar-benar diperhatikan. Oleh sebab itu, Khofifah meminta pihak terkait, dalam hal ini bupati/wali kota, Dinas Perhubungan provinsi dan kabupaten/kota untuk segera merapikan regulasinya.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
"Semuanya intinya regulasi itu bisa kita rapikan bersama, saya koordinasi dengan Dishub bagaimana kita memastikan karena untuk sertifikasi nahkoda dan untuk kelaikan dari armada itu dari kewenangan pusat. Sementara trayek antar kabupaten/kota oleh Dishub Provinsi dan trayek intern kabupaten/kota oleh Dishub setempat," tuturnya.
"Mengingat transportasi sungai di Jawa Timur sifatnya penyeberangan jarak pendek dan tidak komersial maka semua regulasi harus dijamin gratis dan cepat," jelasnya.
Hal itu dilakukan juga sebagai upaya memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna layanan transportasi penyeberangan sungai dan danau.
Baca Juga: Cara Unik UMKM Es Teh di Wiyung untuk Dukung Khofifah, Beri Bonus di Dagangannya
Khofifah mengungkapkan, sesungguhnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban dan Bojonegoro saat ini tengah membangun jembatan sebagai percepatan akses dan mobilitas masyarakat dari Tuban ke Bojonegoro atau sebaliknya.
Saat ini, jembatan Kanor - Rengel itu sedang dalam proses pengerjaan. Untuk itu, Khofifah berharap akhir tahun ini jembatan tersebut bisa rampung pengerjaannya dan segera bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Sebetulnya penandatanganan jembatan ini saya ikut menjadi saksi. Waktu itu antara Wakil Bupati Tuban dan Bupati Bojonegoro, Gubernur menjadi saksi," ungkapnya.
"Mudah-mudahan seperti penjelasan Pak Bupati Tuban Insya Allah akhir tahun ini sudah selesai sehingga akses bagi mobilitas masyarakat dari Rengel ke Kanor atau Tuban dan Bojonegoro bisa lebih mudah lebih aman lebih nyaman," harapnya.
Turut hadir mendampingi Gubernur Jatim, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Kepala Dinas Perhubungan Jatim Nyono, Kepala Dinas Sosial Jatim Alwi, Kalaksa BPBD Jatim Budi Santoso, Kepala Satpol PP Jatim Hadi Wawan Guntoro, serta Kepala Bakorwil Bojonegoro Agung Subagyo. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News