Ada Sungai Purba Jadi Titik Longsor, Temuan BNPB Soal Bencana di Batu Jawa Timur

Ada Sungai Purba Jadi Titik Longsor, Temuan BNPB Soal Bencana di Batu Jawa Timur Salah satu pemandangan konferensi pers yang disampaikan Wali Kota Batu, Wakil Wali Kota Batu, Kasrem 083 Malang, Kapolres Kota Batu dan BNPB. foto: ist.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Konferensi Pers Penanganan Banjir Bandang yang digelar secara daring di Command Center Balai Kota Among Tani menyampaikan banyak temuan tentang longsor dan banjir di kota pariwisata tersebut.

Konfrensi pers itu disampaikan Wali , Wakil Wali , Kasrem 083 Malang, Kapolres , dan .

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah Warga Sisir Kota Batu Ludes Terbakar

Wali Ibu Hj. Dewanti Rumpoko saat membuka konferensi pers, menyampaikan bahwa semua korban yang hilang sudah ditemukan. Begitu juga beberapa tempat yang sebelumnya sangat terdampak sudah dibersihkan. Bahkan jalan sudah bisa dilalui.

Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan menjelaskan, bahwa menurut kajian, termasuk potensi menengah ke tinggi untuk bencana longsor dan banjir.

Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur Sasar Perairan Madura

Menurut dia, saat disurvei dari udara, ada beberapa sungai purba/sungai mati yang tidak teraliri air.

“Sungai purba tersebut saat hujan menjadi titik longsor karena sungai di bagian hulu tidak terlalu lebar, maka material longsor akan menutup badan air menjadi bendung-bendung alam sehingga menutup aliran air dan membendung aliran air di bagian hulu,” kata Pak Aan, panggilan akrab Abdul Muhari, Sabtu (6/11).

Sehingga saat terjadi curahan hujan yang tinggi, bendung-bendung alam tersebut tidak mampu menahan dan hancur. “Karena itu, terjadilah banjir yang membawa volume air besar, material pasir, dan pohon tumbang,” jelasnya.

Baca Juga: Kontribusi Aktif dalam Penyelenggaraan Statistik Sektoral, BPBD Kota Batu Sabet 2 Penghargaan ini

Untuk itu, masyarakat bantaran sungai diharapkan segera evakuasi jika hujan berlangsung lebih dari 1 jam, jarak pandang di bawah 30m karena bisa dipastikan hujan intensitas tinggi.

Selanjutnya, karena La Nina masih akan berlangsung hingga Jan – Feb 2021, membawa peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Lokasi Longsor di Giripurno, BPBD dan DPUPR Gercep Bantu Material

"Kami mereekomendasikan rencana aksi, yakni lakukan susur sungai oleh instansi yang berpengalaman (TNI-Polri, Basarnas) untuk melihat titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu. Kemudian pembersihan sisa-sisa pohon tumbang di hulu yang masih berpotensi membendung aliran," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat menanam pohon keras berakar kuat di pinggir atas lereng tebing terutama di pinggir kawasan kebun semusim, dan di kawasan lahan kebun semusim yang minim pohon dengan tegakan kuat. Pohon-pohon dengan nilai ekologis dan ekonomis.

Pihaknya juga mengingatkan warga untuk menghindari pemanfaatan lereng jalur lembah sungai untuk pemanfaatan kebun semusim, dan penegakan aturan sempadan pantai. Menanam vetiver di lereng terjal > 30 derajat serta kesiapsiagaan masyarakat untuk evakuasi saat hujan deras dan jejaring peringatan dini berbasis masyarakat.

Baca Juga: Pimpin Apel Gabungan, Kapolres Pamekasan Tekankan 8 Hal ini Guna Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Di akhir sesi konferensi pers, Wali berharap agar konferensi pers ini bisa memberikan informasi yang benar dan akurat. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap waspada dalam situasi kondisi iklim yang ekstrem ini. (asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO