JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Pemerintahan Komunis China benar-benar otoriter. Ini tampak pada kasus petenis terkenal, Peng Shuai, yang kini hilang setelah mengungkap aksi kekerasan seksual Zhang Gaoli terhadap dirinya. Zhang Gaoli adalah Wakil Perdana Menteri senior Republik Rakyat China 2013 hingga 2018.
Menurut Peng Shuai, Zhang Gaoli telah melakukan aksi kekerasan seksual terhadap dirinya. Petenis berusia 35 tahun itu menceritakan bahwa Gaoli memaksanya untuk tidur bersama.
Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu
Pengakuan itu diposting di akun media sosial Weibo, milik Peng Shuai. Dalam postingannya, Shuai merinci secara detail pelecehan seksual yang dialaminya. Namun, postingan itu dihapus 20 menit kemudian. Bahkan semua postingan di akunnya dihapus dari situs.
Dilansir dari Daily Star, akun Peng Shuai tampak telah dinonaktifkan untuk sementara waktu. Shuai memang orang pertama yang berani angkat suara mengenai kasus pelecehan yang dilakukan oleh salah satu tokoh pemimpin politik senior di negara China.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
(Peng Shuai Foto: AP/Andy Brownbill)
Setelah membongkar kasus itu, petenis yang sempat menduduki peringkat ke-14 di dunia tersebut tiba-tiba menghilang dan belum terlihat di depan publik hingga saat ini.
Peng Shuai dan Zhang Gaoli saling mengenal sejak 2011. Setelah itu Gaoli dilaporkan memutuskan hubungan dengan Shuai ketika dipromosikan ke Komita Tetap Politbiro.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Pada 2018 lalu, pria yang kini berusia 75 tahun itu memutuskan untuk pensiun. Peng Shuai mengatakan bahwa saat itu Zhang Gaoli sempat mengundangnya untuk makan malam bersama istrinya.
(Peng Shuai. Foto: William West | AFP | Getty Images)
Baca Juga: Tragedi Sosial, Tak Bisa Belikan iPhone, Seorang Ayah Berlutut Minta Maaf pada Putrinya
Setelah itu Shuai mengklaim bahwa Gaoli telah memaksanya untuk berhubungan seks. Menurut Shuai, Gaoli telah menyetubuhi dirinya secara paksa.
"Saya tahu bahwa untuk seseorang dengan status seperti Anda, Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli, Anda telah mengatakan bahwa Anda tidak takut. Tetapi saya akan tetap berbicara jujur tentangmu," tulis petenis yang pernah menjadi juara Wimbledon tersebut.
"Sore itu saya tidak memberikan persetujuan dan tidak bisa berhenti menangis. Anda membawa saya ke rumah Anda dan memaksa saya untuk berhubungan," sambungnya lagi.
Baca Juga: WNA asal China Tewas, Usai Terpeleset ke Jurang Kawah Ijen Banyuwangi
Dikutip SCMP, Zhang Gaoli, pria kelahiran 1946. Awalnya Gaoli adalah seorang ekonom. Ia pernah menjabat di perusahaan minyak milik negara di Guangdong pada 1980-an. Karirnya mulai menanjak ketika ia menjadi Wakil Gubernur Guangdong pada 1988. Ia menjadi Ketua Partai di Pusat Kekuatan Ekonomi Shenzhen pada 1998.
Zhang juga sempat mengemban posisi tinggi dalam pemerintahan dan politik di wilayah Shandong dan Tianjin. Zhang menjabat Gubernur provinsi Shandong dari 2002 hingga 2003.
Lalu dia menjabat Wakil Perdana Menteri senior Republik Rakyat China antara 2013 dan 2018. Selain itu ia anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China.
Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik
Sosok Zhang dinilai sebagai orang yang jarang muncul di hadapan publik. Ia jarang memberikan pidato. Di China, posisi setinggi Zhang sulit didekati dan cenderung tertutup sehingga sulit dimintai keterangan atas kasus skandalnya.
Sementara juru bicara kementerian luar negeri China tidak berkomentar banyak.
"Saya belum mendengar masalah yang Anda bahas. Ini juga bukan pertanyaan terkait diplomatik," katanya kepada AFP. (tim, indosport, detikcom)
Baca Juga: Sindir Luhut, Susi: Bikin Part Pesawat Saja Bisa, Buat Sendok Garpu Undang China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News