Dinilai Akuntabel dan Transparan, LKPP Puji Program Jatim Bejo

Dinilai Akuntabel dan Transparan, LKPP Puji Program Jatim Bejo Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Program (BEJO) yang digulirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) () menuai pujian Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (). dinilai berhasil menerjemahkan dengan baik proses pengadaan barang dan jasa yang akuntabel dan transparan, sekaligus mendorong peran serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Deputi Bidang Monev dan Pengembangan Sistem Informasi , Gatot Pambudhi Poetranto, bahkan menyebut inovasi tersebut layak direplikasi oleh provinsi lainnya. Dengan demikian,  kemungkinan terjadinya penyimpangan atau fraud bisa diminimalisir.

Baca Juga: TNI-Polri Apresiasi Kesiapan Posko Nataru di Pelabuhan Tanjung Perak, Ini Kata Pj Gubernur Jatim

“Harapan kami Bejo ini bisa direplikasi ke daerah lain. Ini adalah inovasi yang sebenarnya bisa melibatkan UKM. Dengan adanya Bejo produk UKM bisa diakses melalui daring,” ujarnya saat penyerahan penghargaan bagi para pelaku Bejo di Dyandra Convention Center, Surabaya, baru-baru ini.

“Dengan Bejo ini, jika terjadi fraud maka akan tercatat secara elektronik. Jadi transparan, cepat, mudah. Dengan transparan itu akuntabilitas terjaga, sehingga mampu mengecilkan perilaku fraud dalam pengadaan barang/jasa,” tuturnya menambahkan.

Bejo merupakan upaya internalisasi yang terintegrasi terhadap perubahan budaya kerja menuju digitalisasi proses pengadaan barang/jasa dengan cara optimalisasi pemanfaatan e-marketplace dalam bentuk toko daring untuk pengadaan barang/jasa pemerintah di Provinsi , sebagai upaya peningkatan peran serta pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan transparansi, akuntabilitas pengadaan barang/jasa.

Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya

Seusai menyerahkan penghargaan, Gubernur , Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan bahwa program tersebut mampu menjawab tantangan pemanfaatan platform perdagangan elektonik B2B (business to business e-commerce) di Indonesia yang terus meningkat. Bahkan, kata Khofifah, platform ini semakin populer digunakan pembeli saat ini, terutama dari kalangan pemerintah, dalam melakukan transaksi pengadaan barang dan jasa.

Berdasarkan laporan dari Biro Pengadaan Barang/Jasa Setda Prov. , Bejo per 31 Oktober 2021 telah mengakomodir 1.578 penyedia dengan total produk yang telah tayang sebanyak 27.728 dan tersebar di 38 pemkab/pemko se-.

Menanggapi pujian tersebut, Khofifah berterima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada . Menurut dia, Bejo adalah Ikhtiar bersama untuk membangun sekaligus meningkatkan akuntabilitas, transparansi dalam pengadaan barang/jasa di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seluruh .

Baca Juga: Peringatan HKSN 2024 di Kota Madiun, Pj Gubernur Jatim Tekankan Rasa Kepedulian Sosial

Ia berharap, pemanfaatan Bejo bisa semakin meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengadaan barang/jasa melalui optimalisasi pemanfaatan e-marketplace dalam bentuk toko daring. Selain itu, Bejo juga mampu memberikan kontribusi positif dalam peningkatan peran pelaku usaha mikro dan kecil (UKM), sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo bahwa e-marketplace bisa menunjang UKM dalam menemukan akses market yang lebih luas dan besar.

"Dalam arti yang lebih luas platform ini harus mampu menciptakan perlindungan berusaha kepada pelaku usaha, baik UMKM maupun pelaku usaha menengah dan besar secara proporsional dan adil. Insya Allah dengan Bejo terus bisa memberikan support akses bagi para UMKM yang telah menjadi backbone perekonomian di . Pasalnya UMKM telah berkontribusi bagi PDRB sebesar 57,25 persen,” kata Khofifah.

Sementara itu, memberi penghargaan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) , Pemkab/Pemkot di , pengadaan makan dan minum, vendor serta jasa sewa di tahun 2021. Adapun penghargaan yang diberikan antara lain kepada Pemerintah Kabupaten/kota dengan Transaksi Terbanyak dalam Pemanfaatan Pengadaan Barang/Jasa kepada Pelaku UMK , Melalui ( Bejo) yaitu Peringkat 1 Kota Malang, Peringkat 2 Kota Batu, dan Peringkat 3 Kabupaten Sidoarjo.

Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir

Perangkat daerah dengan total transaksi dan total pesanan terbanyak dalam pemanfaatan pengadaan barang/jasa kepada pelaku UMK , yakni Peringkat 1 Disnakertrans Provinsi , Peringkat 2 Dinkes Provinsi , Peringkat 3 Dishut Provinsi , Peringkat 4 Dinas PRKP dan CK Provinsi , Peringkat 5 DPMDes Provinsi , dan Peringkat 6 BPKAD Provinsi .

Sedangkan untuk Vendor Usaha Mikro Kecil dengan Transaksi Terbanyak pada Kategori Makanan dan Minuman antara lain Peringkat 1 CV. Aisya, Peringkat 2 Muktirasa Catering, Peringkat 3 CV. Minang putra. Adapun Vendor Usaha Mikro Kecil dengan Transaksi Terbanyak pada Kategori Jasa Sewa yaitu Peringkat 1 PT. Duta Aflah Perdana, Peringkat 2 CV. Andra Jaya Pasti, dan Peringkat 3 CV. Bintang Baru Timur.

Turut menghadiri kegiatan tersebut bupati/walikota se-, para Kepala OPD di lingkungan , Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa Pemkab/Pemko se-, pelaku usaha UMK yang tergabung dengan Bejo. (*) 

Baca Juga: Lagi, Jatim Dapat Penghargaan, Raih Predikat Sangat Baik Implementasi Sistem Merit Manajemen ASN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO