PASURUAN, BANGSAONLINE.com - KH. Fahmi Amrulloh, salah satu cucu Hadratussyaikh KH. M Hasyim Asy'ari sangat setuju dengan ditundanya Muktamar NU ke-34, karena menyangkut kemaslahatan dan keselamatan umum.
Menurut Gus Fahmi -sapaan akrab KH. Fahmi Amrulloh- diundurnya muktamar merupakan langkah tepat, karena suasana masih pandemi. Dengan ditundanya muktamar, ia menyarankan kepada panitia pelaksana untuk menyusun persiapan yang lebih matang.
Baca Juga: Gus Fahmi Bantah Ada Pertarungan Politik Kiai dalam Pilkada Mojokerto 2024
"Mulai dari segi keamanan, ketertiban, sportivitas, itu harus dipersiapkan. Jangan sampai timbul kegaduhan, kericuhan, apalagi sampai ada intervensi dari kalangan elit parpol. Bagaimana pun, proses Muktamar NU merupakan barometer antara baik dan buruknya masa depan NU," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (26/11).
"Kalau prosesnya baik, maka hasilnya juga baik. Sebaliknya, kalau prosesnya buruk, maka hasilnya buruk. Dan hasil muktamar itu adalah kunci dari kebaikan NU ke depan," kata Pengasuh Ponpes Tebuireng Putri tersebut.
Gus Fahmi berharap buruknya pelaksanaan Muktamar NU ke-32 dan 33 tidak terulang kembali di Muktamar NU k3-34.
Baca Juga: Gus Fahmi, Putra Kiai Chusaini Ilyas: Abah Saya Jangan Ditabrakkan dengan Kiai Asep
Ia juga meminta ditundanya muktamar tersebut tidak dipolitisir. "NU bukan organisasi politik praktis, jangan dipolitisir dengan cara mini kampanye memunculkan nama-nama yang bakal diusung sebagai pemimpin NU," tegas Gus Fahmi.
Menurutnya penentuan siapa yang berhak ditunjuk sebagai calon pemimpin tergantung dari kesepakatan 9 ulama sepuh, dan dipilih oleh anggota muktamirin.
Ia menyatakan akan mendukung kebijakan 9 kiai sepuh yang nantinya akan ditunjuk sebagai anggota dewan formatur atau Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA).
Baca Juga: Kenalkan Kehidupan Kampus, Unusida Gelar PKKMB untuk Mahasiswa Baru
"Apa pun kebijakan kiai sepuh yang ditunjuk sebagai AHWA, kami sangat mendukung. Semoga kebijakan beliau-beliau bisa memproduksi pemimpin terbaik untuk NU, bisa menyatukan NU, khususnya menjaga Aswaja," terang Ketua Umum Barisan Gus dan Santri tersebut. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News