Tak Bisa Berharap Banyak, Smelter Freeport di Gresik Hanya Bisa Pekerjakan Sekitar 1.000 Orang

Tak Bisa Berharap Banyak, Smelter Freeport di Gresik Hanya Bisa Pekerjakan Sekitar 1.000 Orang Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama saat memberikan keterangan pers. foto: SYUHUD/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Masyarakat tampaknya tak bisa berharap banyak dari berdirinya PT Freeport Indonesia (FI) di kawasan Java Integrated Industrial Ports and Estate (), Kecamatan Manyar, Kabupaten .

Sebab, smelter yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2023-2024, hanya membutuhkan pekerja sekitar 1.000 orang.

"Saat Manyar sudah beroperasi, tak banyak pekerja yang dibutuhkan. Sekitar 1.000-an orang (pekerja)," ucap Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama saat coffe morning di Hotel Aston Inn, , Jumat (25/11/2021).

Namun, pembangunan Freeport Indonesia bisa mempekerjakan sekitar 40 ribu pekerja. Hal itu dipastikan Riza benar adanya. Hanya, jumlah pekerja sebanyak itu terhitung mulai starting pembangunan seperti konstruksi hingga beroperasi. Kebutuhan pekerja terbanyak antara 15 ribu-20 ribu (puncak pekerja) terjadi pada tahun 2022-2023.

"Jadi, kalau mempekerjakan sebanyak 40 ribu secara kumulatif, itu benar. Namun jumlah mulai saat proses konstruksi awal hingga beroperasi," jelasnya.

Lebih jauh Riza menyatakan bahwa Freeport Indonesia di kawasan dibangun di lahan sewa milik . Luasnya 100 hektare.

"Untuk sewanya tak lama, menyesuaikan izin penambangan di Papua hingga 2041," terangnya.

Dikatakan Riza, nilai investasi proyek Manyar mencapai Rp 42 triliun. Freeport mendapatkan tugas dari negara untuk mengolah sebanya 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dari total yang ditugaskan keselurahan 3 juta ton konsentrat per tahun.

"Untuk kekurangnnya sebanyak 1,3 juta ton konsentrat kita kelola di di ," bebernya.

"Sebelumnya, di Smelting mendapatkan tugas 1 juta ton konsentrat tembaga. Karena kami ditugasi pemerintah 3 juta ton, kapasitas di Smelting kita tambah 300 ribu ton, sehingga total semua dengan yang di 3 juta ton konsentrat tambaga per tahun," sambungnya.

Pada kesempatan itu, Riza menyebutkan bahwa secara investasi Freeport Indonesia di kawasan tak banyak memberikan kontribusi terhadap daerah (Kabupaten ). Sebab, hanya sebagai industri pengolah atau hulu industri yang mengolah konsentrat tembaga, dan precious metal refinary (PMR) berupa lumpur anoda dengan kapasitas 6 ribu ton per tahun.

"Jadi, di Manyar bukan tambang seperti di Papua. Kita hanya mengolah," terangnya.

Riza menambahkan, di antara pertimbangan dibangun di kawasan Manyar karena di sekitar ada perusahaan pendukung yang membutuhkan bahan-bahan dari .

Seperti PT Petrokimia membutuhkan asam sulfat, Semen Indonesia butuh bahan gypsum, dan sisa pembakaran terak besi.

Pihaknya berharap kepada pemerintah dengan berdiirinya di Manyar yang merupakan hulu perusahaan tembaga, ada perusahaan hilir yang berdiri yang membutuhkan bahan-bahan dari .

Misal, pabrik pembuat kabel yang butuh tambaga, pabrik handphone, dan pabrik lain.

"Jika pabrik-pabrik hilir itu berdiri di sekitar atau yang butuh bahan dari , perusahaan-perusahaan tersebut yang akan memberikan kontribusi pendapatan besar terhadap pemerintah daerah," pungkasnya. (hud/ian)

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO