SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, langsung memerintahkan BPBD dan Dinsos Jatim untuk mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak, termasuk para pengungsi pascaerupsi Gunung Semeru. Ratusan paket bantuan untuk masyarakat telah dikirim ke Lumajang sejak Sabtu (4/12) malam.
"Saya bersama Bupati Lumajang meninjau lokasi kejadian dan menyisir apa-apa saja yang dibutuhkan masyarakat," ujarnya saat meninjau dampak erupsi Gunung Semeru di Dusun Renteng, Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candi Puro, Lumajang, Minggu (5/12).
Baca Juga: Tinjau Posko OMC, Pj Gubernur Adhy: Upaya Kurangi Dampak Cuaca Ekstrem di Daerah Rawan Banjir
Ia menuturkan, bantuan yang saat ini dikirimkan adalah sebagai langkah awal kesigapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dalam menangani bencana alam. Nanti, kata Khofifah, akan ada bantuan-bantuan yang akan dikirimkan secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan.
Paket bantuan yang dikirimkan berupa beras, lauk pauk, tambah gizi, selimut, family kids, baju anak-anak, dan sembako. Selain itu, bantuan lain juga dikirimkan yaitu terpal, kantong mayat, pampers, masker kain, masker medis, sandang, air, biskuit bayi, minyak telon, minyak kayu putih, dan suplemen.
Selain itu, juga dikirimkan Trail, Chainsaw, Tenda pengungsi, Tenda posko, Genset, Light Tower, Velbed, Sleeping bag, Police Line, Cangkul, Sekrop, Kabel, Jurigen, Sepatu boot, Kacamata google, Toolkit, Helm dan Antena tower hidrolis.
Baca Juga: Kunjungi TPQ Indar Parawansa Pasuruan, Khofifah Disambut Hangat oleh Santri dan Warga Sekitar
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, telah berkoordinasi dengan BPBD Lumajang termasuk dengan perangkat desa setempat dan PPGA (Pos Pengamatan Gunung Api), dan mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di aliran daerah aliran sungai (DAS) Mujur, Curah Kobokan, dan DAS yang dimungkinkan dialiri guguran awan panas.
"Saya mengimbau agar masyarakat tidak panik. Kami tetap terus memonitor perkembangan melalui WAG (WhatsApp Grup), Radio dan tetap mematuhi himbauan yang disampaikan PVMBG dan pemerintah," tuturnya.
Baca Juga: Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Timur Sasar Perairan Madura
Khofifah juga menyampaikan bahwa dirinya telah meminta kepada bupati dan wali kota di Jatim untuk saling bergotong royong membantu Kabupaten Lumajang yang tengah dilanda guguran awan panas Gunung Semeru. Menurut dia, BPBD Jatim bersama BPBD kabupaten setempat dan Tagana sudah saling bergerak dan berkoordinasi.
"InsyaAllah bupati dan wali kota serta jajaran TNI- POLRI, BNPB, SAR bergotong royong membantu masyarakat Lumajang," kata Khofifah.
Berdasarkan laporan dari BPBD Jatim, kronologi erupsi Semeru kali ini berawal dari gugurnya awan panas pada hari Sabtu, 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB yang mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Baca Juga: Di Pembekalan Pimpinan di Kementerian PPPA, Khofifah Ajak Maksimalkan Layanan PA hingga Pelosok
Menurut data dari BPBD Jatim, visual Gunung Api Semeru masih tertutupi kabut disertai hujan dengan intensitas sedang dan aktivitas APG masih terus berlangsung. Di sisi lain, BPBD Kabupaten Lumajang tetap memonitor dan melakukan koordinasi dengan PPGA tentang perkembangan guguran awan panas Gunung Semeru. Sementara pada Pukul 16.40 WIB, getaran pada seismograf terpantau sudah mengecil.
Adapun beberapa titik lokasi pengungsi yang telah ditetapkan BPBD Jatim, antara lain berada di Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Kamarkajang, rumah warga yang aman, Masjid Jarit, Kec. Candipuro. Hingga saat ini, BPBD Jatim dan Kabupaten Lumajang masih terus melakukan pendataan terkait jumlah pengungsi.
Tingkat aktifitas Gunung Semeru berada di Level II (Waspada), yang mana beberapa lokasi yang terdampak antara lain berada di Kecamatan Pronojiwo, di antaranya Desa Curah Kobokan, Desa Supiturang dan Kecamatan Candipuro, utamanya di Desa Sumberwuluh.
Baca Juga: Selain Bantu Evakuasi Warga, BPBD Jatim Kirim Bantuan Logistik ke Mojokerto dan Jombang
Adapun dampak yang terjadi akibat Gunung Semeru, antara lain putusnya jembatan Gladak Perak, Desa Curah Kobokan, sehingga beberapa lokasi tidak bisa diakses dari Kabupaten Lumajang dan alternatifnya memutar melalui Kabupatan Malang. Sementara itu, beberapa rumah yang berada di Desa Curah Koboan tertutup material vulkanik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News