GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Cargill Indonesia-Cocoa & Chocolate Gresik kembali melanjutkan aksi tanam dalam program Konservasi Mangrove Biru Kalimireng, Kamis (6/1). Kegiatan ini bekerja sama dengan Yayasan Esa Khatulistiwa, Biologi ITS Surabaya, dan Pemerintah Desa (Pemdes) Manyarsidomukti, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.
Penanaman 1.000 bibit mangrove kali kedua tersebut menebar jenis Rizophora dan Avicenia yang difokuskan di sepanjang jalan pintu masuk Wisata Mangrove Kalimireng, Desa Manyar Sidomukti.
Baca Juga: Era Industri dan Teknologi, Pentingnya Akurasi Data dalam Pemberitaan
“Aksi tanam ini selain bermanfaat untuk menjaga populasi mengrove, juga untuk menambah estetika lokasi wisata," ujar Admin and Relations Manager PT Cargill Indonesia-Cocoa & Chocolate Gresik, Adi Suprayitno, Kamis (6/1).
Ia menuturkan, Desa Manyarsidomukti merupakan salah satu desa yang berada dalam kawasan ekonomi esensial yang sedang tumbuh secara ekonomi sejak ditetapkan sebagai zona perdagangan internasional oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.
Sehingga, kata Adi, perlu dilakukan penguatan strategi pembangunan desa dengan memperhatikan keterikatan sektor sosial, ekonomi dan lingkungan (SDGs Desa). "Seperti keberadaan mangrove di Kalimireng harus tetap terjaga guna kelestarian lingkungan, penyeimbang polusi industri, ekosistem ikan, dan menjaga degradasi lahan pesisir," tuturnya.
Baca Juga: Selain Tanam 16.000 Bibit, Cargill Resmikan Arboretum Mangrove di Kalimireng Gresik
Sementara Sriyanto, Manager Program Yayasan Esa Khatulistiwa, mengatakan salah satu pilar program Mangrove Biru adalah penguatan zona konservasi di sungai Kalimireng dengan pengkayaan jenis-jenis mangrove yang sudah mulai punah populasinya.
"Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pokmaswas Kalimireng tercatat ada 25 jenis mangrove di sepanjang sungai, tetapi banyak jenis yang populasinya terancam punah disebabkan aktivitas manusia yang belum mengetahui nilai manfaat mangrove tersebut untuk lingkungan dan ekonomi masyarakat, sehingga dengan seenaknya merusaknya," kata Sriyanto.
M. Muryono, dari Biologi ITS Surabaya yang juga hadir dalam kegiatan tersebut, menambahkan nantinya bakal dilakukan uji salinitas untuk mengetahui tingkat adaptasi mangrove, menghitung INP untuk mengetahui tingkat kesehatan mangrove, dan menghitung stock carbon untuk mengetahui kemampuan mangrove di awal program dalam menyerap CO2.
Baca Juga: Pulihkan Konservasi Pasca-Kebakaran Hutan, Bupati Mojokerto Tanam 1.000 Bibit Buah di Begaganlimo
Program Mangrove Biru Kalimireng akan melakukan upaya pendekatan konservasi seluas 5 hektare dengan pengakayaan, pembibitan, dan penanaman jenis mangrove sebanyak 6.000 dengan 20 persen bibit mangrove jenis baru. Selanjutnya, bibit-bibit itu akan dimonitoring dan evaluasi selama 18 bulan ke depan, pembelajaran kontekstual melalui ecoliteracy mangrove ke 10 sekolah dasar, menengah, dan atas di area tiga Desa Manyar Kompleks, serta pengembangan pariwisata mangrove yang berbasis kemitraan.
"Tentunya ketiga agenda tersebut memerlukan dukungan multi pihak serta diharapkan bisa menjadi solusi bersama untuk menjaga mangrove Kalimireng tetap lestari," ucap Muryono.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program yang bertajuk Penguatan Mangrove Kalimireng sebagai Zona Konservasi, Edukasi, dan Rekreasi untuk percepatan SDG’s Desa. Program tersebut melibatkan multi stakeholder seperti pemerintah desa, DLH, Bappeda, dinas pendidikan, Kemenag, dinas pariwisata, dinas perikanan, BPDASH Solo, satpol air, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta relawan lingkungan di level desa, kecamatan, dan Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Kurangi Dampak Pemanasan Global, Masyarakat Sukoharjo Bojonegoro Tanam Pohon
Pembukaan program sebelumnya digelar pada Kamis (28/10) lalu di Balai Nelayan Desa Manyar Sidomukti yang dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah, yang juga bersama-sama melakukan aksi tanam pertama 1.000 bibit Mangrove. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News