PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ada beragam cara dilakukan pembatik untuk menghasilkan karya seni bernilai tinggi.
Di Kecamatan Tutur Pasuruan, Jawa Timur, seorang pria sukses membuat pewarna alami batiknya dari daun tanaman indigo strobilanthes asal Jepang.
Tanaman indigo strobilanthes memang bisa tumbuh subur di wilayah Kecamatan Tutur. Tumbuhan ini dijadikan bahan pewarna fermentasi kain oleh pembatik bernama Ferry.
Untuk proses mewarnai batik dari bahan daun indigo ini sangat mudah. Awalnya, tanaman indigo dipotong batangnya, kemudian direndam selama 4 hari.
Selanjutnya, batang dan daunnya dipisah, lalu diambil airnya saja ditambah kapur tohor, dan lanjut selama 2 sampai 3 untuk proses pengeburan. Kemudian, jadilah pasta indigo.
Langkah selanjutnya adalah mencampur pasta tersebut dengan air. Untuk pewarnaan pada kain yang sudah dibatik, proses perendaman membutuhkan waktu satu hari.
Hasilnya, batik-batik tulis karya Ferry mendapatkan warna hijau dan biru yang sangat cantik.
Pewarna alami dari tanaman indigo ini tahan lama dan warna birunya lebih mendominasi. Batik pun semakin elegan, baik dikenakan pria maupun wanita.
Untuk harga kain batik dan pakaian yang sudah jadi, bervariasi tergantung tingkat kesulitan pembuatannya. Yakni Rp300 ribu sampai Rp700 ribu per potong kain.
Bahkan, Ferry berencana membudidayakan tanaman asal Jepang itu dengan petani apel di daerah lain kawasan Tutur.
Ia berharap, batik yang pewarnaannya dari tanaman indigo strobilanthes itu bisa menjadi ikon Kabupaten Pasuruan. (par/rev)