Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Menara Setinggi 56 Meter di Ponpes Hidayatulloh Al Muhajirin Arosbaya

Wapres Ma Wapres Ma'ruf Amin didampingi Gubernur Khofifah saat meresmikan menara Syaikhona KH. Ghozali Bin Abdussalam di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Paserean Bawah Buduran Arosbaya, Kamis (13/1/2022).

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma'ruf Amin meresmikan menara Syaikhona KH. Ghozali Bin Abdussalam di Pondok , Paserean Bawah Buduran Arosbaya, Kamis (13/1/2022).

Menara masjid pondok pesantren tersebut dibangun setinggi 56 meter dengan biaya Rp 2,1 miliar dari bantuan para alumni santri, sumbangan wali santri, dan masyarakat.

Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin

(Menara Syaikhona KH. Ghozali Bin Abdussalam di Pondok , dibangun setinggi 56 meter dengan biaya Rp 2,1 miliar)

Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pembangunan menara masjid dapat menjadi simbol dan cita-cita yang tinggi. Menurutnya, cita-cita yang tinggi ini merupakan bagian dari memperkuat diri dan iman.

Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi

"Apalagi, pondok pesantren memiliki tiga fungsi yang harus dipertahankan oleh para santri dan masyarakat," kata wapres.

Pertama, pesantren sebagai pusat pendidikan. Pesantren harus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Melakukan inovasi, sehingga pesantren tidak ketinggalan jaman.

"Kedua, pesantren sebagai pusat dakwah. Saya berharap, menara ini nantinya dapat menjadi lambang dan memperdengarkan panggilan Allah melalui panggilan sholat yang terdengar ke mana mana," ujar Wapres Ma'ruf.

Baca Juga: Dewan hingga Akademisi Desak Polisi Jerat Pembunuh Mahasiswi di Bangkalan dengan Hukuman Mati

Sementara itu, fungsi pondok pesantren yang ketiga menurut Ma'ruf yakni sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Pesantren diharapkan dapat membangun masyarakat sebagai tanggung jawab. Upaya seperti pengembangan sektor keuangan, sektor pertanian, perikanan, institusi kecil dan lainnya.

"Oleh sebab itu, pesantren harus mengambil peran dalam menjaga masyarakat. Menjaga akidahnya agar tidak menyimpang. Apalagi menjaga kerusakan di tengah pandemi Covid-19 yang mengancam jiwa manusia," pungkasnya. (ida/uzi/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Saat Apel Pagi, Polres Lumajang Didatangi Pria Bersenjata Tajam':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO