FPRB Kediri Dukung Langkah Pemkab Atasi Dampak Negatif Penambangan Sirtu di Lereng Kelud

FPRB Kediri Dukung Langkah Pemkab Atasi Dampak Negatif Penambangan Sirtu di Lereng Kelud Ketua FPRB Kabupaten Kediri, dr. Ari Purnomo Adi (kanan) saat mengikuti rapat koordinasi tanggap bencana Kabupaten Kediri di Ruang Grahadi, Pemkab Kediri, Senin (31/1). foto: ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten mendukung langkah Pemkab untuk menertibkan penambangan sirtu (pasir dan batu) dan dampak negatif penambangan sirtu di Lereng Kelud di Kecamatan Ngancar.

Sebagai wujud dukungan tersebut, Ketua FPRB Kabupaten dr. Ari Purnomo Adi ikut memberi masukan ketika digelar rapat koordinasi tanggap bencana Kabupaten di Ruang Grahadi, Pemkab , Senin (31/1).

Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata

Rakor yang dikuti oleh SKPD terkait, polres, kodim, Camat Ngancar, Camat Plosoklaten, Kades Sepawon, Kades Sempu, Kades Sugihwaras, dan Ketua FPRB Kabupaten itu, membahas mitigasi potensi bencana akibat aktivitas penambangan sirtu di Kecamatan Ngancar.

Dijelaskan Ari, sebelumnya memang ada laporan hasil mitigasi potensi bencana yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan sirtu yang berlokasi di Kecamatan Ngancar, khususnya yang ada di perbatasan Sumber Petung-Sugihwaras dan Sugihwaras-Petungombo.

"Seperti laporan BPBD Kabupaten yang menyebutkan bahwa adanya ancaman terhadap mata air, adanya ancaman terhadap jalur distribusi air (pipa PDAM), dan adanya ancaman terhadap jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Kelud," katanya.

Baca Juga: Pimpinan Gereja Ortodok Rusia, Apresiasi Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri

Bila penambangan sirtu itu tidak segera ditangani, maka akan ada 5 desa yang terdampak, yaitu Sugihwaras, Petungombo, Sempu, Manggis, Babadan. Sedangkan jumlah penduduk terdampak mencapai 20.000 jiwa.

"Potensi kerawanan akibat penambangan sirtu itu antara lain putusnya produksi (rusaknya mata air) dan distribusi air minum (putusnya pipa air), rusaknya jalur utama evakuasi bencana erupsi Kelud, dan rusaknya jalur pendukung wisata Kelud," tutup pria yang juga Koordinator Aliansi Relawan Peduli Lingkungan ini.

Dalam memimpin rakor, Sekda Kabupaten Dede Sujana menekankan bahwa potensi kerawanan sangat besar dan bila terjadi bencana, potensi chaos sangat tinggi, termasuk kerugian yang ditanggung masyarakat dan Pemkab juga sangat besar.

Baca Juga: Ini Hasil Pertemuan Warga yang Tuntut Garap Lahan Perhutani dengan LMDH Budi Daya Satak Kediri

Untuk itu, sekda mengusulkan langkah-langkah strategis untuk mencegah timbulnya bencana dan menginstruksikan kepada BPBD Kabupaten segera membentuk tim mitigasi lintas sektor dan tim mitigasi segera meninjau lokasi sumber kerawanan.

"Kami minta BPBD Kabupaten segera menyusun laporan hasil mitigasi dan segera melaporkan kepada pimpinan," pungkasnya. (uji/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO