GRESIK, BANGSAONLINE.com - Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melaksanakan serah terima program sambungan air minum dan sanitasi aman di Kabupaten Gresik, Kamis (10/2) pagi tadi.
Proyek sambungan air minum dan sanitasi tersebut merupakan bagian dari program Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASH PLUS) yang bermitra dengan Cargill Indonesia.
Baca Juga: DPUTR Gresik Akhirnya Tambal Jalan Rusak di Desa Kembangan
Serah terima ini diselenggarakan di Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Gresik, Jalan Jaksa Agung Suprapto yang dihadiri oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah dan perwakilan penerima manfaat.
Program pembanguna sarana air minum dan sanitasi aman ini dilaksanakan di 4 kelurahan, yaitu Kelurahan Kroman, Sidokumpul, Lumpur, dan Tlogobendung.
Hasil dari kemitraan ini adalah, 212 KK di Kelurahan Kroman, Sidokumpul, dan Tlogobendung telah mendapatkan akses air minum dari PDAM, dan 81 KK di Kelurahan Lumpur dan Sidokumpul telah mendapatkan akses sanitasi yang layak.
Baca Juga: Tak Kunjung Diperbaiki Sejak 2024, Ruas Jalan yang Rusak di Gresik Jadi Sorotan
Program ini dikontribusikan sebagai upaya untuk mengurangi praktek buang air besar sembarangan (BABS) di Kabupaten Gresik. IUWASH PLUS dan Cargill Indonesia menggandeng Yayasan Cempaka dalam program ini.
Sebagai bagian dari masyarakat Gresik, Cargill Indonesia memiliki pabrik di kawasan industri Manyar Gresik dan terus menunjukkan kepedulian sosialnya kepada masyarakat di Kabupaten Gresik.
"Cargill selalu berkomitmen untuk membantu peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi perusahaan di mana kami beroperasi. Melalui program ini, kami berharap masyarakat Kabupaten Gresik akan semakin sehat dan hidup lebih layak karena telah mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang aman," ucap Agung Baskoro, Perwakilan Cargill Indonesia
Baca Juga: Banyak Truk Masuk Kota di Jam Padat, Dishub dan Komisi III DPRD Gresik Sepakati 7 Rekomendasi
Program ini tidak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun kesadaran dan kebiasaan warga, khususnya untuk tidak mencemari sungai di belakang rumah mereka. "Proses komunikasi dan sosialisasi di awal cukup susah, khususnya dalam memberi pemahaman kepada warga yang belum memiliki fasilitas jamban yang baik dan benar agar tidak langsung membuang kotoran ke sungai," ungkapnya.
"Setelah promosi yang terus menerus dilakukan, masyarakat akhirnya memahami bahwa selama ini membuang kotoran langsung ke sungai itu tidak baik. Sekarang banyak warga yang bersedia membangun jamban yang sehat dan aman tidak mencemari sungai di Kabupaten Gresik," ungkap Sarifudin Lathif, Ketua Cempaka Foundation.
Jeff Cohen, Direktur USAID Indonesia mengapresiasi beberapa pihak dalam kemitraan ini. Kemitraan ini menunjukkan ada komitmen yang kuat dari berbagai pihak, termasuk pihak swasta dalam mencapai target RPJMN 2020-2024 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) pada tahun 2030 mendatang.
Baca Juga: BPPKAD Gresik Dipecah Jadi BPD dan BKAD, Wakil Ketua DPRD Berharap Bisa Kerja Maksimal
"Komitmen para pihak untuk memperluas akses air minum dan meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik bagi banyak keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah, akan memastikan bahwa anak-anak dan generasi mendatang akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Gresik berterima kasih atas dukungan dari kemitraan ini. Hasil dari kemitraan ini telah membantu meningkatkan cakupan akses masyarakat untuk sektor air minum dan sanitasi.
Saat ini cakupan akses air minum di Kabupaten Gresik sebesar 66.27% dan akses sanitasi layak sudah 94.44%. Namun perlu dipastikan bahwa cakupan ini benar-benar aman dan tidak mencemari lingkungan.
Baca Juga: Lewat Program Jaksa Sahabat Tani, Pemkab Gresik, Kejati Jatim dan Petrokimia Dukung Ketahanan Pangan
Wabup menyatakan, komitmen Pemerintah Kabupaten Gresik untuk sektor ini telah ditunjukkan dengan beroperasinya layanan lumpur tinja terjadwal yang telah melayani penyedotan tangki septik masyarakat yang sudah penuh dan diolah dengan cara yang aman.
"Selain itu, dengan beroperasinya Bendung Gerak Sembayat (BGS), PDAM Kabupaten Gresik dapat memperluas layanannya," pungkas wabup.
Sekadar informasi, air minum dan sanitasi merupakan aspek dalam kehidupan yang penting untuk dipenuhi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun, belum semua masyarakat memiliki akses pada air minum dan sanitasi yang aman, terutama masyarakat berpenghasilan rendah.
Baca Juga: Dewan Sebut Pemkab Gresik Tak Berani Hutang untuk Biayai Pembangunan
Merujuk kepada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015-2020, akses air minum masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekitar 85% masih berada di bawah rata-rata nasional 90%. Sementara untuk capaian sanitasi MBR sekitar 70% juga di bawah rata-rata nasional 80%. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News