SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, dan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak, meresmikan pelepasan kontainer ekspor Aruna Crab dengan total berat 15 ton dan memiliki nilai yang setara dengan USD 500,000.
“Di Jawa Timur, sebanyak 53 persen eskpor di bidang perikanan kami laksanakan ke Amerika. Ini adalah hal yang sangat membanggakan karena rupanya, ekspor ini juga merupakan kontribusi dari sebuah startup kelahiran 2016 dengan series A funding terbesar di Indonesia. Didukung dengan passion Nirwana Segara dari hilir, ditambah oleh sustainability yang ditawarkan Aruna, keduanya merupakan komposisi yang sangat tepat,” kata Jerry di Sidoarjo, Kamis (10/2).
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
“Ini adalah kreasi anak bangsa untuk mengakselerasi ekspor potensi terbesar Indonesia Indonesia—suatu sumbangsih yang konkret. Jangan lupa, Indonesia juga memiliki PPEI, Pelatihan dan Pendidikan Ekspor Indonesia untuk mendukung UMKM Indonesia dalam melaksanakan ekspor. Kegiatan ini semestinya dapat membantu kami untuk mengomunikasikan hal ini. Kami, Kementerian Perdagangan, siap membantu,” ucap Emil Dardak menyambung pernyataan Wamendag.
Agenda kali ini berbeda dengan sebelumnya, kegiatan juga diikuti dengan peresmian Aruna Zero Waste Hub di daerah Bangkalan oleh Jerry Sambuaga. Ekspor tersebut merupakan hasil tangkapan dari nelayan binaan Aruna di seluruh Indonesia.
Aruna adalah platform integratif perdagangan perikanan terbesar yang tak hanya berfokus pada profit, namun juga pada manusia dan planet. Sebagai bagian dari entitas bisnis Aruna, Aruna Crab merupakan produk dalam negeri dengan nilai tambah yang hanya diperjualbelikan di pasar internasional.
Baca Juga: Emil Dardak Ajak Kader Demokrat Sidoarjo Kawal Kemenangan Pilgub dan Pilbup Pilkada 2024
Selain untuk memenuhi permintaan pasar di Amerika Utara, pelepasan kontainer ekspor ini juga menandai upaya Aruna untuk memperkenalkan potensi produk laut Indonesia ke kancah global. Didukung penuh oleh Kemendag dan Pemprov Jatim, Aruna kian terdorong untuk terus berkolaborasi dengan industri lokal guna memperkuat pasar dan memperluas penyebaran digitalisasi nelayan.
“Ini yang menjadi poin penting dari ekosistem kelautan. Nelayan rajungan, di mana pun mereka berada, harus selalu patuh pada program keberlanjutan perikanan rajungan dengan tidak menangkap rajungan kecil, rajungan bertelur luar, maupun penangkapan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan. Mengapa? Karena rajungan dan perikanan berkelanjutan adalah hidup kita,” kata CEO Nirwana Segara, Aik Wulandari.
Sebagai bukti kepedulian Aruna terhadap keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan nelayan melalui teknologi, Aruna berkomitmen untuk terus memerhatikan aspek keberlanjutan dengan meresmikan Aruna Zero Waste Hub, rumah pengeringan limbah cangkang rajungan, sebagai komoditas produksi utama Aruna. Berlokasi di Bangkalan, Jawa Timur, Aruna Zero Waste Hub mengolah limbah cangkang rajungan menjadi produk pakan ikan yang tentu memiliki nilai jual lebih.
Baca Juga: Khofifah-Emil Raih Penghargaan dari Duta Besar Inggris
“Sejak pertama kali didirikan, Aruna berkomitmen untuk terus memberdayakan masyarakat pesisir. Perjalanan memang masih panjang, tetapi optimisme kami akan masa depan yang lebih baik tak akan putus. Sebagai satu-satunya startup dengan series A funding terbesar, Aruna bertekad untuk menjadi unicorn pertama yang membawa kebaikan dan kekayaan laut Indonesia,” urai Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer Aruna.
Aruna Crab merupakan produk hasil kemitraan strategis Nirwana Segara dengan Aruna. Sebagai produk makanan laut berkualitas premium dengan 10g protein sukulen dan 45 kalori per porsi, seluruh proses produksi Aruna Crab dibuat dengan mengikuti standar keberlanjutan yang telah ditetapkan oleh Nirwana Segara dan bersumber dari hasil tangkapan nelayan lokal binaan Aruna.
Baca Juga: Demkorat Gelar Baksos Bagi Warga Terdampak Banjir di Sidoarjo, Emil Dardak: Jadi Perhatian Serius
Kolaborasi ini menjadi tolok ukur bagi industri kelautan dan perikanan untuk tak hanya meningkatkan taraf hidup nelayan melalui peningkatan ekspor, namun juga untuk terus memerhatikan keberlanjutan ekosistem kelautan. (cat/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News