SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bergerilya ke Jawa Timur. Cak Imin yang kini mengganti panggilan politiknya jadi Gus Muhaimin (sebelumnya Gus AMI) mencari dukungan politik untuk dirinya sebagai calon presiden (capres).
Dilansir BANGSAONLINE.com, Cak Imin bertemu dengan sejumlah kiai di Madura. Antara lain para kiai NU di Bangkalan, Pamekasan, dan Sampang. Di beberapa tempat di Madura bahkan muncul deklarasi yang mendukung Cak Imin sebagai capres. Mobilisasi dukungan itu dimotori para pengurus PKB di daerah.
Baca Juga: Anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mojokerto Gelar Reses di Desa Kintelan
Saya sempat kontak salah seorang pengurus NU di Sampang Madura. Ia mengungkapkan, Cak Imin memang sedang gencar mencari dukungan untuk nyapres lewat jaringan Gawagis (pada Gus), terutama setelah Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf secara tegas membuat jarak politik dengan PKB, tepatnya dengan Cak Imin.
Gus Yahya – panggilan Yahya Cholil Staquf - menegaskan bahwa PBNU tak boleh jadi alat politik PKB dan tak boleh dikooptasi PKB.
(KH Yahya Cholil Staquf. foto: suara.com)
Baca Juga: Anggota Fraksi PKB di Jatim Diinstruksikan Perangi Judi Online
Gus Yahya memang tampak lebih mesra dengan PDIP. Yahya Staquf bahkan terang-terangan mengatakan bahwa PDIP bukan sekadar partner, tapi akan menjadi salah satu komponen senyawa di dalam perjuangan.
Pernyataan Yahya itu ia sampaikan dalam peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar PDIP secara hybrid di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).
Para politikus PDIP memang mendukung Yahya sejak Muktamar NU di Lampung. Karena itu mudah dimaklumi, jika Yahya Staquf kemudian mengangkat Ketua DPD PDIP Kalimantan Selatan, Mardani Maming, sebagai bendahara umum PBNU.
Baca Juga: 7 Mahasiswa Asing Program UTISS Hadir di Wisuda ke-37 Universitas Trunojoyo
Kita tahu, posisi bendahara umum dalam suatu organisasi sangat setrategis, di samping Sekjen dan Ketua Umum. Ini berarti, bargaining politik PDIP dengan Yahya – diakui atau tidak - sudah masuk kategori politik tingkat tinggi.
Beda dengan PBNU sebelumnya, era kepemimpinan KH Said Aqil Siroj (SAS). Pada era SAS, Cak Imin bisa menempakan politikus PKB, Helmy Faishal Zaini, sebagai Sekjen PBNU. Ini juga mudah dipahami, karena pada Muktamar NU Alun-Alun Jombang, Cak Imin all out mengegolkan SAS sebagai ketua umum PBNU.
Sehingga Cak Imin pun leluasa mempengaruhi SAS. Konsekuensinya, pidato SAS di mana-mana mendukung PKB. Sampai muncul sinisme bahwa PBNU di bawah ketiak PKB. Atau lebih tepatnya, di bawah ketiak Cak Imin.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
Kini yang terjadi sebaliknya. Cak Imin dan PKB-nya tersingkir dari pusaran politik PBNU. Karena itu untuk pencapresan, Cak Imin mengais dukungan nahdliyin di level gawagis dan pengurus NU di daerah-daerah.
Sukses? Yang pasti kini ada beberapa gus di daerah aktif mengampanyekan Cak Imin sebagai capres. Di antaranya KH Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar), Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Timur. Gus Kautsar adalah putra KH Nurul Huda, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur.
Rekaman kampanye Kautsar untuk pencapresan Cak Imin itu beredar di media sosial dengan judul Gerakan Nahdliyin Bersatu. Kautsar minta tolong agar para pengasuh pesantren dan semua yang mendengarkan mengabari para santri dan para tetangga.
Baca Juga: Sering Tergenang saat Hujan, Warga Dusun Ngujung Bangun Drainase
“Ini ada santri yang siap memimpin kita semua. Yaitu Gus Muhaimin Iskandar,” ajak Kautsar.
(Tangkapan layar video Gus Kautsar yang kampanye Cak Imin untuk capres)
Gus Kautsar tentu tak sendirian di PWNU Jatim. Paling tidak, ada juga KH Abdus Salam Shohib yang juga pengurus inti PWNU Jawa Timur. Yaitu Wakil Ketua PWNU Jatim.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Gus Salam adalah kerabat dekat Cak Imin dari Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang.
Namun – seperti umumnya gerakan politik - tentu menuai pro-kontra. Di Madura, Gerakan Nahdliyin Bersatu menjadi bahan canda. Seorang pengurus NU dan pengasuh pesantren di Madura justru mengaku heran.
“Jadi Gerakan Nahdliyin Bersatu bukan untuk kemaslahatan umat atau bangsa, tapi untuk pencapresan Cak Imin,” katanya sembari tertawa ngakak.
Baca Juga: Menteri Rame-Rame Minta Tambah Anggaran, Cak Imin Rp 100 T, Maruar Rp 48,4 T, Menteri Lain Berapa T
Kiai lain malah lebih tegas dan keras lagi. “PKB Yes, Cak Imin No,” tulis seorang kiai di grup WA para kiai NU menanggapi Cak Imin yang ke Madura. (M Mas’ud Adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News