Plesteran Rusak, TPI Paiton Kumuh dan Bau Busuk

Plesteran Rusak, TPI Paiton Kumuh dan Bau Busuk Muji Suwito, Koordinator TPI Paiton, saat menunjukkan pelesteran yang rusak. (Andi/BANGSAONLINE)

PROBOLINGGO (BANGSAONLINE.com) - Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Kabupaten Probolinggo berbau busuk. Hal ini disebabkan rusaknya plesteran tempat penimbangan ikan yang melintang dari sisi barat ke timur.

Bau anyir bekas air ikan tersebut mengendap akibat tidak bisa mengalir ke selokan atau plengsengan yang sengaja dibuat. Endapan air itulah menyebabkan bau busuk sehingga terlihat jorok dan meresahkan para nelayan dan tengkulak ikan yang datang dari luar kota.

Salah satu Pedagang asal Besuki, Fathollah mengaku miris dengan kondisi yang ada di TPI saat ini. Hal ini disebabkan karena bau anyir dan busuk yang cukup menyengat sekali. "Bau-nya sangat mengganggu mas. Sehingga, banyak pedagang yang tidak betah disini," ujar Fathollah.

Senada, Hj. Siti Maisaroh yang mengaku menunggu kapal milik-nya di TPI itu juga mengaku risih dengan kondisi TPI yang nyaris tak terawat tersebut.

"Kami sangat berharap pemerintah peduli dengan kondisi ini. Selain bau-nya yang cukup mengganggu, banyak fasilitas lain yang juga kurang terawat oleh Pemkab atau pihak terkait. Ini harus menjadi perhatian serius, biar para pengunjung, pedagang atau nelayan tidak dirugikan  dengan kondisi saat ini," tegas Hj. Siti Maisaroh yang mengaku dari Desa Kalibuntu, Kraksaan, Selasa (7/4).

Sementara, pantuan di lokasi, TPI yang juga dimasuki nelayan asal luar kota memerlukan perbaikan plesteran di lahan parkir dan tempat timbangan ikan. Sebab, plesteran di dua titik tersebut sudah ambles, berlubang dan pecah-pecah, sehingga membuat saluran air menjadi mandeg dan menimbulkan bau tak sedap.

Koordinator TPI Paiton Muji Suwito membenarkan kondisi TPI tersebut. Lahan parkir yang digenangi air ikan yang busuk, awalnya sudah dipaving. Karena sering dilalui kendaraan bertonase besar, membuat paving ambles dan ada genangan.

"Selain itu kami juga perlu lampu untuk penerangan, pengerukan pelabuhan, dan pelesteran tempat penimbangan ikan yang rusak parah. Di sini ikannya banyak dan didatangi nelayan luar kota. Ini TPI yang berpotensi, karena rata-rata kapal yang masuk tiap hari mencapai 40 kapal per hari dan perputaran uang dalam tiap harinya juga mencapai kisaran 30 jutaan," ujar Muji. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO