Presiden Ukraina Terdesak, 8 Rudal Hancurkan Bandara, NATO Tak Mau Perang dengan Rusia

Presiden Ukraina Terdesak, 8 Rudal Hancurkan Bandara, NATO Tak Mau Perang dengan Rusia Asap mengepul dari lapangan terbang Angkatan Udara Ukraina di Vinnytsia yang diserang 8 rudal presisi tinggi Rusia pada hari Minggu. Moskow umumkan hampir seluruh pesawat tempur Ukraina sudah dihancurkan. Foto: Screenshot Twitter @ua_parliament/ sindonews.com

KIEV, BANGSAONLINE.com – Posisi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tampak makin terdesak. Ia mengatakan delapan rudal presisi tinggi Rusia telah menghantam bandara sipil di Vinnytsia pada hari Minggu. Menurut dia, bandara itu kini hancur total.

"Delapan roket...Bandara hancur total," kata Zelensky seperti dikutip dari The Moscow Times, Senin (7/3/2022). Vinnytsia berada di wilayah barat Ukraina tengah. Itu berada jauh dari perbatasan Rusia dan Bela, wilayah di mana serangan seperti itu jarang terjadi.

Baca Juga: Amerika Bentuk Mujahidin, Putin pun Tunjuk Si Rambut Putih Komandan Perang

"Vinnytsia kami yang damai, kota yang tidak pernah mengancam Rusia dengan cara apa pun," kata Zelensky.

Zelensky mengatakan serangan itu brutal. Dia menuduh Rusia terus menghancurkan infrastruktur Ukraina.

(Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: REUTERS/ Sindonews.com)

Baca Juga: Ciptakan Perang agar Senjata Laris? Simak Kisah Wartawan AS Top Ini

Zelensky kembali meminta negara-negara barat untuk segera memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Rusia.

"Kami ulangi setiap hari: tutup langit di atas Ukraina! Dekat dengan semua rudal Rusia, dengan pesawat tempur Rusia, dengan semua teroris mereka," pintanya.

"Kalau tidak, jika Anda tidak memberi kami setidaknya sebuah pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu hal yang harus disimpulkan; Anda ingin kami dibunuh dengan pelan-pelan," katanya dalam video yang dikirim via Telegram.

Baca Juga: Menkumham Tanda Tangani MoU Kerja Sama di Bidang Hukum dengan Rusia

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengatakan jika semua sekutu setuju, memberlakukan zona larangan terbang sama saja dengan memicu konflik yang lebih dalam dengan Rusia.

"Jika kita melakukan itu, kita akan berakhir dengan sesuatu yang bisa berakhir dengan perang penuh di Eropa, yang melibatkan lebih banyak negara dan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia," kata Stoltenberg.

Stoltenberg mengatakan semua sekutu telah sepakat untuk memperkuat pencegahan dan pertahanan di darat, di udara dan di laut. Sekutu dari Amerika Utara dan Eropa telah mengirim ribuan pasukan lagi ke timur aliansi NATO. "Kami akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan setiap inci wilayah NATO," katanya.

Baca Juga: Finlandia akan Resmi Bergabung Jadi Anggota NATO Ke-31 Besok

"NATO adalah aliansi defensif. Tugas inti kami adalah menjaga keamanan tiga puluh negara kami," paparnya. "Kami bukan bagian dari konflik ini. NATO tidak mencari perang dengan Rusia," imbuh dia.

(Tentara Ukraina di Kiev, ibu kota Ukraina. Foto: AP photo: Emilio Moronatti/liputan5.com)

Sementara Militer Rusia mengumumkan hampir seluruh pesawat tempur Ukraina sudah dihancurkan selama operasi militer Moskow.

Baca Juga: Presiden Tiongkok Jinping Kunjungi Rusia saat Putin Diputuskan sebagai Penjahat Perang

“Hampir semua pesawat tempur rezim Kiev telah dihancurkan,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada hari Minggu waktu Moskow. Kementerian tersebut juga memperingatkan Rumania dan negara-negara lain agar tidak mengizinkan pesawat militer Ukraina menggunakan lapangan terbang mereka.

Hal itu dapat dianggap sebagai keterlibatan negara-negara tersebut dalam konflik bersenjata," kata kementerian itu, seperti dikutip kantor berita TASS, Senin (7/3/2022). Kementerian itu mengonfirmasi bahwa lapangan terbang Angkatan Udara Ukraina di Vinnytsia sudah dihancurkan oleh senjata presisi tinggi oleh Angkatan Bersenjata Rusia pada hari Minggu.

Jurnalis Ukraina, Andriy Tsaplienko, melaporkan bahwa rudal-rudal Moskow ditembakkan dari wilayah yang disengketakan; Transnistria—negara pecahan Soviet yang terletak antara Moldova dan Ukraina—meskipun Transnistria telah membantahnya.

Baca Juga: Rusia Diprediksi akan Tingkatkan Eskalasi Perang Terhadap Ukraina Pada 24 Februari 2023

Sumber: CNBC/sindonews.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO