Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, dan Olahraga Pemkab Gresik, Sitadji Rudi menyatakan atlet yang ikut kejurda memang seharusnya dibiayai KONI.
Namun, ia mengaku belum bisa memberikan jawaban terkait keluhan orang tua atlet renang yang harus mengeluarkan biaya sendiri untuk ikut kejurda. "Saya cek dulu ke KONI," kata Rudi kepada BANGSAONLINE.com.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muhammad, membenarkan KONI Gresik mendapatkan porsi anggaran Rp5 miliar tahun 2022.
"Jadi, anggarannya sama seperti tahun sebelumnya (2021, untuk membiayai olahraga selama setahun," kata Muhammad.
Menurutnya, dari anggaran Rp5 miliar itu memang tak ada pos biaya untuk atlet yang mengikuti kejurda. Padahal, Komisi IV sudah mengusulkan saat pembahasan APBD 2022.
"Saat pembahasan anggaran kami usulkan anggaran KONI Rp5 miliar dinaikkan jadi Rp9 miliar. Anggaran itu di antaranya untuk membiayai atlet dalam setiap event olahraga seperti kejurda. Namun, usulan kami itu tak di-acc. Sehingga anggaran tetap Rp5 miliar," ungkapnya.
Ia mengaku khawatir minimnya perhatiannya pemerintah terhadap atlet bisa berpengaruh terhadap prestasi Kabupaten Gresik di bidang olahraga.
"Kekhawatiran kami, para atlet Gresik yang merasa tak diperhatikan akan pindah ke daerah lain," tutup Muhammad. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News