LAMONGAN (BANGSAONLINE.com) - Sejak mulai beroperasi secara penuh di akhir tahun 2004, sudah hampir Rp 100 miliar setoran PAD yang didapatkan dari kawasan wisata Bahari Lamongan (WBL). Ini adalah buah manis dari desentralisasi yang memberi peluang bagai pemerintah daerah untuk melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
Hingga saat ini pula, pola kerjasama yang sangat menguntungkan Lamongan ini terus menjadi rujukan bagi daerah lain untuk menapaki jalan yang sama. Terakhir, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang Gawat Sudarmanto bersama beberapa orang stafnya belajar langsung dari Bupati Fadeli.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
Mereka diterima beraudiensi dengan Fadeli kemarin (9/4) di ruang kerja Bupati Lamongan. Turut hadir disana perwakilan Pemkab Lamongan di jajaran manajerial WBL Aris Wibawa dan Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamongan Rudi Gumilar serta Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo.
Gawat menyebut kepala daerahnya memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan potensi wisata alam yang begitu banyak di Lumajang. DPRD juga siap memberi dukungan. Karena itu dia merasa perlu belajar ke Lamongan yang telah terbukti sukses mengelola industri wisatanya.
Fadeli menjelaskan, pola kerjasama yang dilaksanakan PT Bunga Wangsa Sejati, yang juga pengelola Jatim Park Malang, adalah Build Operate Transfer (BOT). Dalam kerjasama tersebut, sharing dari Pemkab Lamongan 45 persen dan dari investor 55 persen.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Kala itu, lanjut dia, sharing modal yang disertakan sebesar Rp 29.250.000.000. Sementara dari investor sebesar Rp 35.750.000.000.
"Pengelolaannya kami serahkan secara penuh kepada investor yang lebih profesional. Jika diserahkan kepada SKPD (Dinas Kebudayaan Pariwisata), saya yakin kami hanya akan berhenti pada membangun saja, sementara pengelolaannya pasti tidak akan berjalan baik. Untuk itu didirikan perusahaan baru, PT Bumi Lamongan Sejati, dengan Pak Aris Wibawa sebagai direktur, " ujarnya menunjuk Aris yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Bappeda tersebut.
Kepada Gawat dia menasehati, jika mau sukses kelola pariwisata, harus dilakukan secara profesional. "Mengelola pariwisata tidak mudah. Apalagi pemerintah daerah memiliki banyak keterbatasan. Solusinya adalah menggandeng investor swasta yang sudah terbukti memiliki pengalaman. Jangan sampai cuma bisa bangun, tapi tidak bisa mengelola," kata dia.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
Ditambahkan Fadeli, pemerintah daerah sama sekali tidak cawe-cawe dengan pengelolaan WBL. Hasilnya, investasi sebesar Rp 29 miliar yang diwujudkan asset wisata kini terus berkembang. WBL kemudian berekspansi dengan membuka Maharani Zoo and Goa Lamongan (Mazoola) dan hotel bintang 3 Tanjung Kodok Beach and Resort (TKBR). "Total asetnya saat ini berkembang hingga menjadi sekitar Rp 200 miliar," kata Fadeli.
Dari sisi keuangan, sebut Fadeli, pemerintah daerah juga setiap tahunnya tinggal menerima setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari kawasan wisata ini tanpa bersusah payah. Sejak tahun 2004, sudah hampir Rp 100 miliar yang masuk kas daerah dan bisa dimanfaatkan untuk pembangunan.
Itu belum termasuk efek ekonomi berantai yang dinikmati masyarakat sekitar. Mulai dari tumbuhnya toko-toko merchandise, penjual oleh-oleh, pengusaha restoran dan lainnya.
Baca Juga: 80 KK di Lamongan Terima Bantuan Program RTLH
Di tahun 2003, ketika Tanjung Kodok di Kecamatan Paciran sebelum menjadi WBL, hanya dikunjungi oleh 106.777 orang dengan pemasukan PAD sebesar Rp 170.671.000. Di tahun 2014, kawasan WBL bersama Mazoola dikunjungi hampir 1 juta wisatawan dari dalam dan luar negeri dengan setoran PAD sebesar Rp 13,5 miliar.
Sedangkan sejak tahun 2004 hingga akhir 2014, (WBL mulai beroperasi penuh pada akhir tahun 2004), kawasan WBL bersama Mazoola dikunjungi 13.063.672 wisatawan dengaan setoran PAD sejak tahun 2004 hingga akhir tahun 2014 mencapai Rp 99.955.000.000.
Keberadaan kawasan WBL turut mengerek jumlah kunjungan di kawasan wisata lainnya di Lamongan yang berdekatan dengan WBL. Yakni kawasan wisata religi Makam Sunan Sendang Drajat dan Sendang Dhuwur.
Di akhir tahun 2014, ada 2.358.080 wisatawan yang mengunjungi seluruh obyek wisata yang ada di Lamongan. Sementara total setoran PAD dari sektor pariwisata ini saja mencapai Rp 14.343.159.000.
Baca Juga: Plt. Bupati Lamongan Sidak Pembangunan Infrastruktur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News