Dua Kali Ramadan Sempat Menghilang, Bubur Muhdhor Kembali jadi Santapan Warga Tuban

Dua Kali Ramadan Sempat Menghilang, Bubur Muhdhor Kembali jadi Santapan Warga Tuban Warga tampak antre untuk mendapatkan satu porsi bubur muhdhor yang sempat menghilang selama dua kali Ramadan ini.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Bubur Muhdhor menjadi salah satu menu favorit sebagian warga di bulan Ramadan. Meski sempat hilang selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, kembali hadir di tengah-tengah masyarakat Kabupaten saat Ramadan 1443 H ini.

Masyarakat sekitar Kampung Arab kembali bisa menikmati lezatnya yang telah puluhan tahun menjadi menu favorit berbuka puasa saat Ramadan tiba.

Baca Juga: Rektor IIKNU Tuban Pastikan Kesiapan Lulusan Profesi Bidan dan Ners

Tampak masyarakat mulai berkumpul memadati Masjid Muhdhor yang berada di Jalan Pemuda No.77, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan , Kabupaten untuk menerima semangkuk yang disediakan pihak masjid.

"Bubur muhdhor ini tidak pernah mengalami perubahan dari segi bumbu maupun rasa dan menjadi masakan khas dari Masjid Muhdhor . Bahan bakunya dari beras, santan, bumbu gulai, rempah-rempah, bawang merah, bawang putih, daging kambing, dan campuran lainnya," ujar Takmir Masjid Muhdhor, Agil Al Bunumay, Selasa (5/4/2022).

Dirinya mengaku sejak kecil atau sekitar tahun 1960-an telah merasakan tradisi makan saat berbuka. Namun begitu, ia tidak mengetahui secara persis sejak kapan tradisi ini dimulai. Sementara dari data yang tercatat, tradisi ini telah ada sejak tahun 1937 silam.

Baca Juga: Warga Enggan Dievakuasi, Dandim Tuban Siagakan Prajurit TNI Bantu Warga Terdampak Banjir

Menurutnya, tradisi berbagi bubur itu dilakukan saat jaman dulu rata-rata masyarakat masih susah. Selain diberikan bagi jemaah masjid, juga diberikan kepada warga kurang mampu.

"Dulu dibagikan ke rumah-rumah untuk janda-janda yang kesusahan. Diantar oleh orang yang muda-muda. Hal itu berjalan hingga tahun 70-an," imbuhnya.

Namun, seiring perkembangan zaman, saat ini untuk pembagian bubur tersebut masyarakat yang datang secara mengantre di Masjid Muhdhor. "Sekarang sudah tidak dibatasi untuk warga sekitar Kutorejo ataupun Sidomulyo. Namun, warga dari mana saja datang untuk menikmati bubur ini. Tapi insyaallah untuk musholla dan langgar sekitar masih tetap diutamakan," tutupnya.

Baca Juga: Hakim PN Tuban Vonis Penebang Kayu Jati Milik Perhutani 10 Bulan dan Denda Rp500 Juta

Salah satu warga Kutorejo Aisyah Baagil (9) merasa bahagia setelah dua tahun tidak pernah menikmati pada bulan Ramadan. "Alhamdulillah sekarang ada lagi, rasanya enak sekali. Karena ada rempah-rempah dan daging kambingnya," pungkasnya. (gun/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO