Universitas Kadiri Adakan Forum Sosialisasi Kepoin Genbest Bersaing Tanpa Stunting

Universitas Kadiri Adakan Forum Sosialisasi Kepoin Genbest Bersaing Tanpa Stunting Dari kiri ke kanan: Narasumber dr. Ahmad Khotib, dr. Maretha Primariayu, dan Yosh Aditya sebagai moderator. (Foto: Ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - (Unika) menggelar forum sosialisasi Kepoin Genbest dengan tema 'Hadirkan Generasi Bersaing Tanpa Stunting'.

Acara yang digelar secara daring maupun luring pada Kamis (7/4/2022) lalu itu, menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr. Ahmad Khotib, dan dr. Maretha Primariayu sebagai narasumber ahli.

Dalam sambutannya, Rektor Djoko Raharjdjo berterima kasih kepada Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang telah menunjuk sebagai tempat sosialisasi ().

Ia mendukung program percepatan penurunan prevalensi nasional. Diketahui, angka nasional mengalami penurunan menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Sedang pada tahun 2024 ditarget menurun 14 persen.

Sementara DJIKP , Wiryanta, yang didapuk sebagai keynote speech, menyampaikan acara ini sebagai upaya penurunan prevalensi angka di Kabupaten Kediri.

Ia memaparkan, atau kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 23 bulan.

"Anak tergolong , apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak tidak maksimal yang disertai perkembangan fisik terhambat," ujar Wiryanta.

Untuk itu, ia mengimbau para calon pengantin yang siap menikah agar mengetahui bahaya . Sehingga, Indonesia benar-benar siap menghadapi bonus demografi.

"Peran forum sosialisasi () adalah dalam rangka penurunan prevalensi dan diharapkan dapat memberikan pemahaman untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dan pencegahan serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar," tambahnya.

Sementara Dokter Maretha Primariayu dalam paparannya menyampaikan kondisi Indonesia yang pada tahun 2030 bakal mendapat bonus demografi. Yaitu, ledakan penduduk atau sebuah fenomena saat penduduk usia produktif jumlahnya sangat banyak.

"Dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif, maka peran generasi milenial harus sadar bahaya ," kata Maretha.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO