KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Universitas Kadiri (Unika) menggelar forum sosialisasi Kepoin Genbest dengan tema 'Hadirkan Generasi Bersaing Tanpa Stunting'.
Acara yang digelar secara daring maupun luring pada Kamis (7/4/2022) lalu itu, menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr. Ahmad Khotib, dan dr. Maretha Primariayu sebagai narasumber ahli.
BACA JUGA:
- Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II
- Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok
- Pemerataan Pembangunan hingga Penanganan Stunting Jadi Prioritas RKPD Kabupaten Blitar 2025
- Rembug Stunting, Bupati Kediri: Pastikan PMT Dikonsumsi Anak, Bukan Orang Tua
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Kadiri Djoko Raharjdjo berterima kasih kepada Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang telah menunjuk Universitas Kadiri sebagai tempat sosialisasi genbest (generasi bersih dan sehat).
Ia mendukung program percepatan penurunan prevalensi stunting nasional. Diketahui, angka stunting nasional mengalami penurunan menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Sedang pada tahun 2024 ditarget menurun 14 persen.
Sementara Direktur Infokom PMK DJIKP Kemenkominfo, Wiryanta, yang didapuk sebagai keynote speech, menyampaikan acara ini sebagai upaya penurunan prevalensi angka stunting di Kabupaten Kediri.
Ia memaparkan, stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 23 bulan.
"Anak tergolong stunting, apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak tidak maksimal yang disertai perkembangan fisik terhambat," ujar Wiryanta.
Untuk itu, ia mengimbau para calon pengantin yang siap menikah agar mengetahui bahaya stunting. Sehingga, Indonesia benar-benar siap menghadapi bonus demografi.
"Peran forum sosialisasi generasi bersih dan sehat (genbest) adalah dalam rangka penurunan prevalensi stunting dan diharapkan dapat memberikan pemahaman untuk membangun kesadaran masyarakat akan bahaya dan pencegahan stunting serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar," tambahnya.
Sementara Dokter Maretha Primariayu dalam paparannya menyampaikan kondisi Indonesia yang pada tahun 2030 bakal mendapat bonus demografi. Yaitu, ledakan penduduk atau sebuah fenomena saat penduduk usia produktif jumlahnya sangat banyak.
"Dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan usia non produktif, maka peran generasi milenial harus sadar bahaya stunting," kata Maretha.