Pembisik Jokowi Terbelah: Ada yang Menjerumuskan, Ada yang Menyelamatkan

Pembisik Jokowi Terbelah: Ada yang Menjerumuskan, Ada yang Menyelamatkan M Mas'ud Adnan. Foto: bangsaonline.com

Oleh: M Mas'ud Adnan --- Demonstrasi kolosal mahasiswa di seluruh Indonesia yang menentang dan masa jabatan presiden tiga periode menjadi bukti konkret bahwa manuver politik pragmatis orang-orang di sekeliling Presiden Joko Widodo terbelah menjadi dua. Yaitu ada kelompok yang menjerumuskan dan ada kelompok yang menyelamatkan.

Siapa kelompok yang menjerumuskan? Tentu kita sudah tahu semua. Yaitu mereka yang getol melakukan manuver politik masa jabatan presiden tiga periode dan . Faktanya, gara-gara manuver politik kebablasan itulah para mahasiswa akhirnya turun jalan.

Celakanya, para politikus pragmatis itu berani melakukan manuver politik kebohongan publik. Mereka mengklaim punya big data yang isinya 100 juta lebih rakyat Indonesia menginginkan pemilu ditunda.

(Di beberapa kota di Jawa Timur mahasiswa juga melakukan demo. Tampak yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/CNN)

Ternyata mereka bohong belaka. Faktanya, banyak sekali tokoh yang minta agar big data itu dibuka ke publik, tapi sampai sekarang hanya isapan jempol belaka. Jangankan membuka big data ke publik, melayani dialog soal big data itu saja tak berani.

Lebih celaka lagi, sempat larut dan terombang-ambing dengan manuver politik yang menjerumuskan itu. Ia - yang semula tegas menolak masa jabatan presiden tiga periode - tiba-tiba melembek. Bahkan sempat minta agar kelompok yang usul dan masa jabatan presiden tiga periode juga dihormati.

Pernyataan itu tentu menimbulkan persepsi politik bahwa Presiden yang masa jabatannya akan berakhir dua tahun lagi itu mendukung manuver politik masa jabatan presiden tiga periode dan .

Rakyat pun marah. Kemarahan rakyat itu diaktualisasikan dan direpresentasikan para mahasiswa. Dengan dikordinasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mereka turun jalan serentak di banyak kota di seluruh Indonesia. Mereka secara tegas menolak masa jabatan presiden tiga periode dan .

Istana pun kalang kabut. Tanpa berpikir panjang, pihak istana langsung mengumumkan bahwa mengagendakan pemilu pada 2024. Ini tentu respons cepat orang-orang di sekeliling yang ingin menyelamatkan.

Mereka inilah tampaknya yang membisiki bahwa kondisi rakyat sekarang sedang gelisah dan marah. harus segera diumumkan agar demo kolosal para mahasiswa itu tak sampai melengserkan .

Diakui atau tidak, rakyat sekarang memang sedang tidak baik-baik saja. Kelangkaan minyak goreng, solar, dan naiknya harga-harga kebutuhan pokok, bukan saja telah menyengsarakan rakyat, tapi juga membuat mereka sensitif terhadap pemerintah.

Ingat! Di berbagai daerah terjadi antrean panjang minyak goreng dan solar. Bahkan ibu-ibu dan sopir truk sampai bermalam di tempat antrean. Suatu pemandangan yang sangat mengenaskan!

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO