GRESIK, BANGSAONLINE.com - Moh. Salim, Pendamping Program Jasmas Pemprov Jatim yang diduga menipu puluhan kepala desa (kades) dan lembaga pendidikan di Kecamatan Dukun dan Panceng, Kabupaten Gresik, tiba-tiba menghilang.
Para korban sudah berupaya mencari Salim di rumahnya, namun tak ada. Pencarian dilakukan baik sebelum maupun sesudah Salim diadukan Mukahar, warga Desa Bulangan RT 08 RW 02, Kecamatan Dukun ke Polres Gresik, Senin (11/4/2022) kemarin.
Baca Juga: Gandeng KWG, AKD Kecamatan Gresik Beri Edukasi Literasi Media kepada Perangkat
Sebelumnya, Salim, warga Desa Mentaras RT 10 RW 04, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, dilaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana penipuan pasal 372, 378 jo to 379 huruf (a) KUHP. Akibat perbuatannya, korban menderita kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Dihubungi melalui nomor teleponnya juga tak aktif," ujar M.I rfan Choirie, Kuasa Hukum Mukahar kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (13/4/2022).
Menurut Irfan, Salim kerap memakai ID card Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat beraksi.
Baca Juga: Eks Kades Sekapuk Gresik Penggagas 'Desa Miliarder' Ditetapkan Tersangka Dugaan Penggelapan Aset
"Salim kerap menggunakan identitas KPK. Baik saat menemui para korban, maupun di warung kopi," ungkapnya.
Ia mengaku sempat bertemu sejumlah kades yang diduga menjadi korban penipuan Salim, pada Selasa (12/4/2022) malam. Para kades menyatakan siap menyerahkan bukti dugaan penipuan berkedok proyek Jaring Aspirasi Masyarakat (Jasmas) Pemprov Jatim.
"Para kades yang jadi korban minta agar laporan dari Desa Bulangan, Dukun, diproses dulu oleh Polres Gresik, dan Salim ditangkap. Baru setelah itu para kades akan lapor ke polres," tutup Ketua DPC Peradi SAI Gresik Raya ini.
Baca Juga: Anggaran BK dan Pokir DPRD Gresik Berkurang, Pemdes Slempit Gelar Musdes P-APBDes 2024
BANGSAONLINE.com terus menelusuri keberadaan Salim. Salah satunya dengan menghubungi Ardiyanto, warga Desa Suci, Kecamatan Manyar, yang disebut ikut mendampingi Salim saat menawarkan proyek jasmas di Desa Bulangan.
Rabu (13/4/2022) pagi, BANGSAONLINE.com akhirnya berhasil mengontak Ardiyanto. Kepada BANGSAONLINE.com Ardiayanto mengaku kenal Salim.
"Iya. Saya kenal Salim. Ia teman," kata Ardiyanto.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Penghasil Jeruk Nipis dari Kota Pudak
Namun, Ardiyanto mengaku sudah beberapa hari hilang kontak dengan Salim.
"Sebelum Salim diadukan ke Polres Gresik saya sudah tak bisa kontak. Handphonenya off," tuturnya.
Ardiyanto juga mengaku sempat bertanya kepada istri Salim, menanyakan keberadaan suaminya. Apa jawab istri Salim?
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani
"Kata istrinya sudah putus komunikasi dengan Salim. Jadi istrinya juga tak tahu keberadaan suaminya waktu itu," terang Ardiyanyo.
Pada kesempatan ini, Ardiyanto membantah isi pengaduan Mukahar di polres, kalau dirinya ikut mendampingi Salim saat datang ke Desa Bulangan untuk membicarakan soal bantuan proyek Jasmas Pemprov Jatim Rp 1,050 miliar, dan pemberian fee Rp 200 juta.
"Tidak benar apa yang diadukan Mukahar itu. Saya tidak ada di sana. Saya tak mendampingi Salim," sanggahnya.
Baca Juga: Lindungi Perangkat, Desa Sukowati Gresik Gelar Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Ia juga mengaku tak tahu menahu soal program bantuan jasmas yang dibawa Salim, dan fee yang didapat dari mana saja.
"Benar mas, saya tak tahu menahu," pungkasnya. (hud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News