KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Keseriusan Pemkot Kediri dalam mengelola sampah membuat Kota Kediri menjadi pilot project penelitian pengelolaan limbah berbasis aplikasi melalui kerja sama antara Heriot Watt University Inggris dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Bertempat di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri, Jumat (3/6/2022), Pemkot Kediri bersama Heriot Watt University dan ITS Surabaya melakukan diskusi bersama serta pembukaan pelaksanaan penelitian dengan. Diskusi ini mengnambil tema 'Buildings a Local Search Stability Supply Chain Network for Recyclable Material from Medium Size City in Southeast Asia'.
Baca Juga: ITS Masuk Urutan Pertama Kampus Terbaik Logistik dan Manajemen Rantai Pasok di Indonesia
Dalam diskusi itu, Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, menyampaikan Kota Kediri merupakan kota sedang dengan luas 6719,95 hektare berpenduduk 287.962 jiwa per tahun 2021. Jumlah penduduk tersebut akan terus mengalami peningkatan seiring dengan dinamika perkotaan, terutama dengan adanya pembangunan bandara dan jalan tol Kediri - Tulungagung.
"Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, juga akan meningkatkan jumlah timbunan sampah di Kota Kediri. Apabila (sampah) tidak dapat dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari," ujar sekda.
Untuk mengatasi permasalahan sampah, Kota Kediri telah memiliki 110 bank sampah. Perinciannya, 85 bank sampah dikelola oleh masyarakat, 20 bank sampah di sekolah, dan 5 bank sampah di pasar tradisional.
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Resmikan Pojok Baca Digital
"Semua bank sampah ini secara aktif telah mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomi. Pada tahun 2020 bank sampah di Kota Kediri diperkirakan dapat mengelola sampah sebanyak 83,9 ton per tahun," jelasnya.
Pengolahan sampah di Kota Kediri juga dilakukan di TPS3R (Reduce, Reuse, Recycle). Saat ini, Kota Kediri memiliki 7 TPS3R dengan kontribusi pengurangan sampah sebesar 25-30% dari sampah yang masuk pada TPS3R tersebut.
Ia juga menyampaikan kondisi 3 TPA milik Kota Kediri seluas 1,7 hektare, yang pengelolaannya masih belum maksimal. Sehingga sebagian besar sampah masih diproses di TPA.
Baca Juga: Tudingan Upeti ke APH Resahkan Penambang Pasir Tradisional di Semampir Kediri
"Hal ini tidak terlepas dari mindset masyarakat yang masih bertumpu pada pendekatan kumpul, angkut, dan buang," ujarnya.
Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Kediri dalam mengatasi permasalahan sampah. Antara lain dengan sosialisasi pengelolaan sampah dan pelatihan persampahan. Namun upaya tersebut dirasa belum dapat mereduksi timbulan sampah yang dibuang ke TPA.
"Untuk itu diperlukan inovasi pengelolaan sampah, khususnya berbasis aplikasi yang memberikan kemudahan penanganan sampah dan memberikan nilai ekonomis pada masyarakat sebagai penggunaannya," jelasnya.
Baca Juga: Deklarasikan Rumah Ibadah Ramah Anak, Pemkot Kediri Optimis Raih Predikat KLA Tingkat Nindya
Bagus berharapan, penelitian dan pembuatan aplikasi manajemen sampah ini dapat menjadi solusi pengelolaan sampah di Kota Kediri. Sehingga target pengurangan sampah menuju Kota Kediri Zero Waste City dapat terlaksana. Ia juga berharap tujuan sustainable development goals yang telah ditetapkan dapat terwujud.
"Semoga dengan penelitian ini semua tujuan baik Pemkot Kediri, ITS Surabaya, dan Heriot Watt University dapat terlaksana. Kota Kediri dapat menjadi percontohan dalam penerapan aplikasi manajemen sampah mulai dari pengepul hingga ke TPA serta hasil penelitian yang diharapkan dapat diperoleh ITS Surabaya dan Heriot Watt University," terangnya.
Usai diskusi, Pemkot Kediri mengajak para peneliti meninjau lapang di TPS3R Kelurahan Banjaran, Bank Sampah Kelurahan Bujel, dan pengepul (recycle industri) Kelurahan Campurejo. (uji/ns)
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Kukuhkan Pengurus Perwakilan Yayasan Gerontologi Abiyoso Periode 2024-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News