BLITAR, BANGSAONLINE.com - Suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Blitar terus bertambah, menjadi 623 kasus. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Toha Mashuri, memastikan hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa wilayah yang paling banyak ditemukan kasus suspek PMK berada di Kecamatan Udanawu (115 sapi), Kanigoro (93 sapi), Garus (92 sapi), dan lain-lain. Dari 22 kecamatan di Kabupaten Blitar, hanya 6 kecamatan yang belum terdeteksi kasus PMK.
BACA JUGA:
- Dilaporkan Hilang Tiga Hari Lalu, Nenek di Blitar Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Brantas
- Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura
- Bocah 5 Tahun Hanyut Terbawa Arus Parit saat Hujan Deras Mengguyur Kota Blitar
- 3 Ribu Ayam Mati Terpanggang Usai Kebakaran Melanda Kandang di Blitar
"Ratusan kasus suspek PMK itu berdasarkan laporan dari petugas di lapangan. Dari 623 kasus suspek PMK, satu sapi mati dan satu lagi dipotong paksa oleh pemiliknya," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (14/6/2022).
Toha mengungkapkan, untuk satu kasus positif yang ditemukan di Kabupaten Blitar kini kondisinya justru telah sembuh. Pemilik memberikan perawatan dengan dengan pengobatan, memberi makan yang benar dan memberi suplemen ditambah dengan pengobatan organik berupa rempah-rempah.
"Kasus positif pertama yang ada di Ponggok malah sekarang sudah sembuh. Jadi pemilik sapi memberikan treatment yang baik sehingga sapinya bisa sembuh," ungkapnya.
Ia mengimbau kepada pemilik ternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang dan menjaga kesehatan hewan. Disnakkan Kabupaten Blitar bakal melakukan penutupan pasar hewan untuk sterilisasi.
"Nanti pasar hewan kita tutup sementara untuk sterilisasi. Kita berharap masyarakat peternak tidak panik dan tetap menjaga kebersihan kandangnya," pungkasnya. (ina/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News