MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang populer sebagai pesantren modern dan santrinya banyak diterima di perguruan tinggi negeri favorit, ternyata konsisten mengembangkan tradisi baca kitab kuning.
Selama dua hari pesantren yang diasuh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, itu mendatangkan sejumlah ulama besar untuk pengembangan literasi kitab warisan para ulama tempo dulu, terutama bermadzhab Syafii. Diantaranya ulama besar dari Mesir, Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Syaikh Abdul Aziz adalah ulama alim dan kharismatis Al Azhar Mesir yang populer memadukan pemahaman dan hafalan. Nasabnya bersambung pada Rasulullah SAW. Ulama kelahiran Nimrat el Bashal, provinsi Gharbiyah, Mesir pada 5 Mei 1945 itu juga dikenal sebagai pemegang sanad Madzhab Syafii Mesir.
Syaikh Abdul Aziz berada di Amanatul Ummah selama dua hari. Pada Senin (18/7/2022) ia memberikan ceramah bersama para ulama Indonesia di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto. Mereka adalah Dr (HC). KH. Afifuddin Muhadjir, M.Ag (Naib Mudir Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo), KH. Abdusshomad Bukhori (mantan ketua MUI Jawa Timur), Prof. Dr. Husein Aziz, M.Ag (dosen Pascasarjana IKHAC) dan Prof. Dr. Muhammad Ali Haidar, M.A yang juga dosen Pascasarjana IKHAC.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Pada Selasa (19/7/2022) hari ini, Syaikh Abdu Aziz kembali memberikan ceramah di Masjid Kampus IKHAC. Banyak peserta dari berbagai daerah, disamping mahasiswa IKHAC sendiri. Mereka tampak antusias terhadap ijazah yang diberikan oleh Syaikh Abdul Aziz terkait sanad pembacaan Kitab Fathul Qorib dan Al Qiraah al-Asyroh Li As-Satiby.
“Tadi pagi memberi pengajian pada para santri di masjid atas,” tutur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada BANGNSAONLINE.com, Selasa (19/7/2022). Yang dimaksud masjid atas adalah Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Kembang Belor Pacet Mojokerto.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Pantauan BANGSAONLINE.com, pada pagi tadi Syaikh Abdul Aziz sempat diajak keliling oleh Kiai Asep. Yaitu untuk menyaksikan beberapa unit usaha Amanatul Ummah. Diantaranya ke tempat produksi air mineral merk Afia dan SPBE Amanatul Ummah. Setiap berada di unit usaha itu Kiai Asep minta Syaikh Abdul Aziz untuk mimpin doa yang diamini para rombongan.
Selain itu tentu Kiai Asep juga mengajak Syaik Abdul Aziz menyaksikan unit pendidikan yang berada di bawah lingkungan Amanatul Ummah.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
(Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Yang menarik, saat memberikan sambutan Kiai Asep mengungkap pengalaman pribadinya saat belajar baca kitab kuning. Menurut dia, belajar kitab kuning itu sangat mudah asal menguasai Kitab Taqrib.
Menurut dia, begitu menguasai Kita Taqrib lalu belajar Fathul Qorib.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
“Cukup 15 sampai 22 halaman paham dan hafal Fathul Qorib, semua kitab bisa kita baca,” kata Kiai Asep. Menurut dia, jika 22 halaman berarti meliputi bab thaharah (suci) dan bab shalat (salat).
Menurut Kiai Asep, untuk paham dan hafal Fathul Qorib juga tak perlu waktu lama. “Cukup dua bulan,” katanya.
Bahkan, menurut Kiai Asep, tak harus belajar nahwu dan shorof. “Tapi harus belajar tashrif, nashara yanshuru nasran,” katanya.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Nah, setelah paham Taqrib dan Fathul Qorib, maka belajar nahwu dan shorof itu hanya sebagai tahqiq saja.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memberikan sambutan. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Kiai Asep mengatakan bahwa Kitab Taqrib memang punya keistimewaan luar biasa. Menurut Kiai Asep, dalam Kitab Taqrib itu ada kalimat yang mengatakan bahwa Kitab Taqrib bagi pemula sangat memudahkan.
“Memudahkan bagi pemula untuk memahami. Kitab Taqrib itu mudah sekali. Begitu juga mudah dihafalkan,” kata putra KH Abdul Chalim, pendiri NU asal Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat itu.
Kiai Asep sendiri mengaku heran terhadap keistimewaan Kitab Taqrib itu.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
“Ini memang keistimewaan Kitab Taqrib,” katanya. (mma).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News