
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang populer sebagai pesantren modern dan santrinya banyak diterima di perguruan tinggi negeri favorit, ternyata konsisten mengembangkan tradisi baca kitab kuning.
Selama dua hari pesantren yang diasuh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, itu mendatangkan sejumlah ulama besar untuk pengembangan literasi kitab warisan para ulama tempo dulu, terutama bermadzhab Syafii. Diantaranya ulama besar dari Mesir, Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini.
Syaikh Abdul Aziz adalah ulama alim dan kharismatis Al Azhar Mesir yang populer memadukan pemahaman dan hafalan. Nasabnya bersambung pada Rasulullah SAW. Ulama kelahiran Nimrat el Bashal, provinsi Gharbiyah, Mesir pada 5 Mei 1945 itu juga dikenal sebagai pemegang sanad Madzhab Syafii Mesir.
Syaikh Abdul Aziz berada di Amanatul Ummah selama dua hari. Pada Senin (18/7/2022) ia memberikan ceramah bersama para ulama Indonesia di Masjid Kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto. Mereka adalah Dr (HC). KH. Afifuddin Muhadjir, M.Ag (Naib Mudir Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo), KH. Abdusshomad Bukhori (mantan ketua MUI Jawa Timur), Prof. Dr. Husein Aziz, M.Ag (dosen Pascasarjana IKHAC) dan Prof. Dr. Muhammad Ali Haidar, M.A yang juga dosen Pascasarjana IKHAC.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Pada Selasa (19/7/2022) hari ini, Syaikh Abdu Aziz kembali memberikan ceramah di Masjid Kampus IKHAC. Banyak peserta dari berbagai daerah, disamping mahasiswa IKHAC sendiri. Mereka tampak antusias terhadap ijazah yang diberikan oleh Syaikh Abdul Aziz terkait sanad pembacaan Kitab Fathul Qorib dan Al Qiraah al-Asyroh Li As-Satiby.
“Tadi pagi memberi pengajian pada para santri di masjid atas,” tutur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kepada BANGNSAONLINE.com, Selasa (19/7/2022). Yang dimaksud masjid atas adalah Masjid Raya KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Kembang Belor Pacet Mojokerto.
Pantauan BANGSAONLINE.com, pada pagi tadi Syaikh Abdul Aziz sempat diajak keliling oleh Kiai Asep. Yaitu untuk menyaksikan beberapa unit usaha Amanatul Ummah. Diantaranya ke tempat produksi air mineral merk Afia dan SPBE Amanatul Ummah. Setiap berada di unit usaha itu Kiai Asep minta Syaikh Abdul Aziz untuk mimpin doa yang diamini para rombongan.
Selain itu tentu Kiai Asep juga mengajak Syaik Abdul Aziz menyaksikan unit pendidikan yang berada di bawah lingkungan Amanatul Ummah.
(Syaikh Abdul Aziz Ahmad Syahawi Al Husaini. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Yang menarik, saat memberikan sambutan Kiai Asep mengungkap pengalaman pribadinya saat belajar baca kitab kuning. Menurut dia, belajar kitab kuning itu sangat mudah asal menguasai Kitab Taqrib.
Menurut dia, begitu menguasai Kita Taqrib lalu belajar Fathul Qorib.
“Cukup 15 sampai 22 halaman paham dan hafal Fathul Qorib, semua kitab bisa kita baca,” kata Kiai Asep. Menurut dia, jika 22 halaman berarti meliputi bab thaharah (suci) dan bab shalat (salat).
Menurut Kiai Asep, untuk paham dan hafal Fathul Qorib juga tak perlu waktu lama. “Cukup dua bulan,” katanya.
Bahkan, menurut Kiai Asep, tak harus belajar nahwu dan shorof. “Tapi harus belajar tashrif, nashara yanshuru nasran,” katanya.
Nah, setelah paham Taqrib dan Fathul Qorib, maka belajar nahwu dan shorof itu hanya sebagai tahqiq saja.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memberikan sambutan. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com)
Kiai Asep mengatakan bahwa Kitab Taqrib memang punya keistimewaan luar biasa. Menurut Kiai Asep, dalam Kitab Taqrib itu ada kalimat yang mengatakan bahwa Kitab Taqrib bagi pemula sangat memudahkan.
“Memudahkan bagi pemula untuk memahami. Kitab Taqrib itu mudah sekali. Begitu juga mudah dihafalkan,” kata putra KH Abdul Chalim, pendiri NU asal Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat itu.
Kiai Asep sendiri mengaku heran terhadap keistimewaan Kitab Taqrib itu.
“Ini memang keistimewaan Kitab Taqrib,” katanya. (mma).