PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Warga Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, berencana mendatangi Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pasuruan, untuk protes. Mereka mengeluhkan kerusakan jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Pasuruan-Sidoarjo di wilayahnya.
Kepala Desa Kedungboto, Subandi, mengatakan bahwa kedatangan masyarakat ke sana untuk melayangkan surat permohonan perbaikan yang sudah dijanjikan Wakil Bupati Pasuruan, Ahmad Mujib Imron, saat sidak jalan rusak beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
"Puluhan warga yang rumahnya berada di sepanjang jalan rusak (600 meter) dibuat tidak nyaman, karena mereka setiap hari menghirup debu jalanan yang tak kunjung diaspal Pemkab Pasuruan," ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Senin (1/8/2022).
"Masyarakat bosan diberi janji-janji manis dari pemerintah yang siap melakukan perbaikan sejak 2019. Faktanya sampai tahun ini belum ada buktinya, kami (warga setempat) terpaksa melakukan perbaikan jalan secara swadaya sebesar Rp20 juta karena tidak ada kepastian dari Pemkab Pasuruan," tuturnya menambahkan.
Ia mengaku, wakil bupati sempat berkunjung ke kantor Balai Desa Kedungboto bersama tim dari Dinas Bina Marga dan Bina Kontruksi Kabupaten Pasuruan. Subandi menyebut, pemerintah daerah setempat akan segera melakukan perawatan jalan dari anggaran rutin dinas terkait.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
"Tapi hingga Agustus 2022 rencana tersebut tak ada realisasinya. Apakah memang anggarannya tidak ada atau bagaimana, sebab jalan sudah rusak selama 3 tahun. Warga akhirnya memasang banner berukuran besar dan bertuliskan 'Selamat Datang Wisata Lubang Sewu, Desa Rawan Maling' serta menanam 7 pohon pisang sebagai bentuk protes," pungkasnya. (bib/par/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News