JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Deolipa Yumara, mantan pengacara Bharada E alias Richard Elieze, blak-blakan menyebut bahwa Irjen Ferdy Sambo diduga memiliki orientasi seksual menyimpang.
Deolipa berani menyatakan itu setelah menyelidiki profil Ferdy Sambo. Deolipa secara tegas menyimpulkan bahwa mantan Kadiv Propam Polri yang diduga jadi otak pembunuhan Brigadir Joshua itu adalah biseksual.
Baca Juga: Polsek Prajurit Kulon Ikuti Peluncuran Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan
Dikutip TVonenews.com, Deolipa mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo memiliki ketertarikan seks pada wanita dan pria. Ini disebut biseksual.
"Kami deteksi orang ini (Ferdy Sambo,red) sudah sejak dua tahun kemarin. Dia adalah biseksual. Biseksual ini suka sama wanita dan pria. Tingkat cemburunya tinggi karena dia bisa bercinta dengan beberapa orang," ujar Deolipa di kediamannya, Depok, Jawa Barat, Sabtu (20/8/2022).
Deolipa Yumara menjelaskan kepribadian Ferdy Sambo itulah yang menyebabkan pembunuhan terhadap Brigadir J terjadi. Deolipa juga menuding Ferdy Sambo seorang psikopat sementara Bharada E dan Brigadir J menjadi korbannya.
Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang
Dalam acara dengan Karni Ilyas, Deolipa juga menyinggung soal orientasi seks menyimpang yang dialami Sambo.
“Langsung aku buka profilnya Sambo dong. Pertama-tama ternyata udah rame tuh banyak profil Sambo yang memang menunjukkan dia (Sambo) adalah berkarakter biseksual," kata Deolipa saat berbicara dengan Karni Ilyas yang dibagikan melalui kanal YouTube Karni Ilyas Club, Kamis (18/8/2022).
Baca Juga: Kapolri dan Panglima TNI Luncurkan Gugus Tugas Polri Mendukung Program Ketahanan Pangan di Sidoarjo
(Deolipa Yumara. Foto: tvone)
Dikutip Selebtek.suara.com, Deolipa Yumara juga blak-blakan menyebut siapa saja yang kali pertama mengungkap soal isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual (LGBT) ini. Menurut dia, orang pertama yang membongkar isu LGBT dalam kasus pembunuhan Brigadir J, bukanlah orang sembarangan.
Orang tersebut, tutur Deolipa, bisa mengakses langsung tersangka Bharada E yang saat ini berada dalam tahanan Bareskrim Polri.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
"Tapi kan kita pengen tahu sebenarnya LGBT itu siapa pencetus pertama kali yaitu Dr. Suradi, S.H., M.H.," kata Deolipa sebagaimana dilansir Bandung.suara.com-media jejaring Suara.com dari dari kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Ia lalu menjelentrehkan bahwa dalam pertemuan keduanya, dari pengakuan Bharada E munculah isu LGBT antara Brigadir J dan Ferdy Sambo. Rumor itu semakin kencang setelah Sambo yang mantan Kadiv Propam Polri itu ditetapkan sebagai tersangka.
Deolipa Yumara juga mengetahui jika Suradi sempat menanyakan apakah Brigadir J seorang LGBT atau bukan.
Baca Juga: Instruksi Kapolri, Kapolres Mojokerto Kota Periksa HP Anggota
Deolipa menyebut pengakuan Bharada E yang mengungkap bahwa Brigadir J bukanlah seorang LGBT. Setelah itu, Deolipa menyebut Ferdy Sambo seorang yang biseksual. Ia juga mengatakan kasus LGBT bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di lingkungan Polri.
Nah, Sambo, menurut Deolipa adalah seorang biseksual. "LGBT, L nya ilang, G nya Ilang, T nya ilang, B nya itulah Sambo. Karena dia dari sam sama bo. Kalo B ini kan biseksual pak," kata Deolipa Yumara.
Ia kembali menjelaskan bahwa biseksual itu buka wanita dan pria. "Biseksual ini bisa sama wanita, bisa juga suka sama laki-laki," lanjut Deolipa Yumara.
Baca Juga: Pemohon SIM Wajib Miliki BPJS, Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jatim Bilang Begini
"Bisa punya selingkuhan wanita, bisa juga punya selingkuhan laki-laki. Namanya juga biseksual," kata Deolipa.
Langkah polisi yang menutup motif pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo semakin membuat isu LGBT liar.
Sebelumnya Kabareskrim Polri, Agus Andrianto menyebutkan, motif pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo hanya menjadi konsumsi penyidik.
Baca Juga: Peringati HUT ke-73 Humas Polri, Polres Bangkalan Gelar Donor Darah
Bahkan Menko Polhukam Mahfud MD pernah mengatakan jika motif pembunuhan sangat sensitif dan menjijikan. Istilah menjijikkan itu ditengarahi banyak pihak mengarah pada LGBT. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News