SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan anggaran sebesar Rp185 miliar untuk bantuan sosial (bansos) penanganan dampak inflasi. Alokasi tersebut terskema dari dana transfer umum (DTU) atau earmarking sebesar 2,21% yang setara dengan Rp66,6 miliar dan dari program reguler sebanyak Rp118,4 miliar.
"Saya memaparkan apa yang disampaikan Ibu Gubernur, bahwa kita melakukan pengalokasian sebesar 2% earmarking dari sisa anggaran yang belum tersalurkan dari Oktober sampai November sampai Desember. Kemudian ditambah lagi mengoptimalkan program-program reguler kita," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak usai menghadiri Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah (Rakorpusda) Pengendalian Inflasi Tahun 2022 di Ballroom Hotel Shangri-La Surabaya, Rabu (14/9/22).
Baca Juga: Ikhtiar Ketuk Pintu Langit, Khofifah Hadiri Shalawat Akbar Bersama Ribuan Masyarakat Gresik
Rakorpusda kali ini bertajuk 'Sinergi dan Inovasi untuk Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)'.
Wagub Emil menjelaskan bahwa alokasi DTU senilai Rp66,6 miliar itu terdiri dari beberapa OPD di lingkungan Pemprov Jatim. Di antaranya dinas sosial senilai Rp2,4 miliar, dinas perhubungan Rp14,5 miliar, dinas perikanan dan kelautan Rp12,4 miliar, dinas koperasi dan UKM Rp18 miliar, dan dinas ESDM Rp6,1 miliar.
Kemudian, dinas pertanian dan ketahanan pangan Rp3,7 miliar, dinas perkebunan Rp3,2 miliar, dinas perindustrian dan perdagangan Rp200 juta dan BOP 10% setara Rp6,1 miliar. Sementara dari reguler sebesar Rp118,4 miliar berasal dari subsidi transportasi sebesar Rp24 miliar, PKH plus Rp80 miliar, dan ASPD Rp14,4 miliar.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Artinya secara nomenklatur anggaran bisa digunakan untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi, baik itu subsidi transportasi umum, subsidi ongkos dari sentra produksi, padat karya, program bantalan sosial, dan lain sebagainya, itu bisa diarahkan untuk penguatan program kita menghadapi inflasi ini," jelas Ketua DPD Demokrat Jatim tersebut.
Menurutnya, alokasi tersebut akan digunakan untuk efisiensi logistik dan memberikan bantalan sosial bagi masyarakat. Nantinya, profesi-profesi tertentu seperti tukang ojek dan nelayan, akan masuk sasaran bansos karena mereka ikut membantu kelancaran dari pasokan pangan.
"Kalau mereka dapat bantalan sosial ini juga akan membantu mereka supaya tetap berproduksi," jelasnya.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Emil mengatakan, bahwa bantuan ini akan secepatnya disalurkan. Ia juga memastikan bahwa bantuan sosial dari Pemprov Jatim ini tidak tumpang tindih dengan program pusat.
"Nasional kan pake DTKS, makanya nanti akan dilihat dia sudah menerima PKH atau belum. Tinggal kata kuncinya bagaimana mematangkan efektivitas penyalurannya," katanya.
Dalam kesempatan ini, Mantan Bupati Trenggalek tersebut juga menyampaikan bahwa Pemprov Jatim sebagai lumbung pangan nasional terus berupaya bagaimana logistik tetap terkendali. Serta berupaya agar tidak terjadi kenaikan biaya produksi pertanian.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
"Kami fokus bagaimana Jawa Timur sebagai provinsi pangan ini bisa efisien logistiknya. Tapi kita juga perlu sinergi untuk memastikan tidak terjadi cost push inflation atau inflasi yang didorong oleh kenaikan biaya produksi pertanian," ucapnya. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News