JEMBER, BANGSAONLINE.com - Tidak terima dengan kurangnya sarana dan prasarana (sarpras) kampus, ratusan mahasiswa Universitas Islam Jember (UIJ) melakukan aksi demo melakukan tuntutan kepada pihak rektorat dan yayasan, Rabu (28/9/2022).
Ratusan mahasiswa UIJ yang digawangi oleh Umar selaku koordinator lapang (korlap) itu menyuarakan aspirasi dan tuntutan kepada pihak Rektorat UIJ dan yayasan yang menaungi kampus tersebut. Realita yang mendorong aksi tersebut dilakukan adalah karena kurangnya sarpras kampus yang dirasakan oleh mahasiswa.
Baca Juga: Asal Usul Nama Mulyono yang Viral di Twitter
"Mahasiswa Universitas Islam Jember sekarang itu banyak yang melakukan pembelajaran, yang itu bukan di dalam kelas, tapi di teras kelas karena saking sedikitnya ruang untuk pembelajaran." ungkap Umar ketika dimintai keterangan atas apa yang melandasi aksi kali tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa tuntutan dalam aksi tersebut adalah agar pihak kampus beserta yayasan segera melakukan pembangunan dan melengkapi sarpras yang kurang memadai. Mengingat kegiatan belajar mengajar di kampus tersebut, sampai pada kondisi kekurangan ruang kelas.
"Tuntutannya itu pembangunan dan kelengkapan sarana prasarana," tegasnya.
Terkait tuntutan tersebut, ada beberapa hal pokok dalam tuntutannya yang telah ia sampaikan kepada pihak rektorat dan yayasan.
"Yang pertama lahan parkir, terus kursi, sama LCD. Kalau bisa diusahakan itu laboratorium. Tapi kalau untuk laboratorium dari yayasan dan rektorat itu tadi mengucapkan, mengapa tidak membuat satu laboratorium saja untuk semua prodi? Jadi ya mungkin agak kecewa akan perkataan itu," keluhnya.
Aksi yang berlangsung beberapa saat di depan Gedung Rektorat UIJ tersebut kemudian bergeser ke dalam ruang rektorat, dengan seluruh massa aksi berduyung- duyung memasuki ruang tersebut.
Di dalam ruangan tersebut, Rektor UIJ Abdul Hadi beserta segenap pembantu rektor dan perwakilan yayasan duduk bersama untuk berdiskusi. Mereka menjawab tuntutan mahasiswa tersebut dengan menjanjikan pemenuhan sarpras yang diminta akan dikabulkan paling lambat di akhir bulan Oktober. Diskusi tersebut berakhir dengan penandatanganan pakta integritas yang berisi tuntutan mahasiswa kepada pihak rektorat dan yayasan.
Sedangkan Umar selaku korlap aksi, merespons hal tersebut dengan mewanti-wanti pihak kampus untuk betul-betul memenuhi janjinya. Ia bersama segenap mahasiswa mengancam akan melakukan blokade pada aksi selanjutnya, apabila janji tidak ditepati.
"Ya (apabila janji tidak ditepati) mungkin kami aliansi mahasiswa Universitas Islam Jember akan melakukan turun aksi lagi yaitu dengan memblokade gedung rektorat." pungkasnya.
Abdul Hadi mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut memang sepatutnya dilakukan. Ia mengapresiasi tidakan aksi dari mahasiswa tersebut sebab pihaknya merasa diingatkan oleh mereka.
"Semua komponen yang ada di UIJ ini semuanya sama kepentingannya, untuk memajukan UIJ, tapi caranya berbeda. Saya dengan adanya begini ini malah bersyukur karena diingatkan. Ya, alhamdulillah mahasiswa ini mengingatkan kita. Saya terima kasih kepada mahasiswa, justru saya mendukung," ujarnya menanggapi aksi yang dilakukan oleh mahasiswa.
Ia mengaku bahwa apa yang penyuaraan aspirasi dan tuntutan mahasiwa itu, sejalan dengan apa yang ia inginkan pula.
"Jangankan mahasiswa, saya sebagai rektor ini ingin mengubah UIJ ini menjadi yang sehat, yang bagus, yang tidak kalah dengan perguruan tinggi yang lain." tukasnya.
Sedangkan mengenai janji yang ia berani lontarkan kepada mahasiswa saat berdiskusi, ia akui bahwa memang apa yang dituntut oleh mahasiswa sebenarnya telah dianggarkan dan akan segera direalisasikan.
"Apa yang saya sampaikan kepada mahasiswa itu, jawaban-jawaban yang saya sampaikan itu, tidak semata-mata saya sebagai rektor, tidak. Karena saya punya atasan, yayasan. Karena lembaga ini berkembang maju, tidak cukup rektor. Dosen, mahasiswa, yayasan, kita ajak rembuk. Saya berani mengatakan karena sudah saya siapkan, sebelum mahasiswa adakan aksi ini sudah saya anggarkan. Karena sudah kepikiran, lihat parkir di situ sudah tidak muat di mana-mana, saya merasa nggak enak juga," terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa apa yang diminta mahasiswa memang merupakan prioritas pengadaan ke depan. "LCD, kursi, dan parkir. Jadi (memang) ada prioritas pada ketiga komponen itu," tegasnya.
Abdul Hadi pun membeberkan bahwa dalam masa khidmadnya sebagai rektor yang semakin singkat, ia berharap dapat membenahi UIJ secepatnya.
"Jadi saya berupaya, dengan jabatan rektor yang tinggal 8 bulan ini, saya berupaya UIJ lebih baik dari yang sekarang ini sampai 8 bulan mendatang," pungkasnya. (yud/bil/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News