MALANG, BANGSAONLINE.com – Kerusuhan suporter saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya yang mengakibatkan 153 orang meninggal dunia, menjadi tragedi terburuk kedua dalam kasus paling mematikan suporter di dunia. Ini tentu jadi catatan sejarah kelam bagi Indonesia.
Tragedi suporter pertama paling mematikan terjadi dalam pertandingan Peru vs Argentina tahun 1964 di Estadion Nacional Peru.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Dilansir Okezone.com, Peru vs Argentina adalah Kualifikasi Kedua Olimpiade Tokyo 1964. Semula pertandingan itu berjalan lancar. Kericuhan terjadi usai wasit menganulir gol Timnas Peru.
Laporan Priceonomics, Minggu (2/10/2022), menyebutkan bahwa perstiwa itu berawal dari seorang penonton masuk ke lapangan. Ia memukul wasit. Pihak keamanan pun turun. Ia mengamankan pria tersebut.
Baca Juga: Eks Kades Sekapuk Gresik Penggagas 'Desa Miliarder' Ditetapkan Tersangka Dugaan Penggelapan Aset
Namun pihak keamanan itu tak hanya turun menangkap. Tapi secara brutal menghajar pria tersebut. Karuan saja penonton tersulut emosinya. Mereka pun ramai-ramai turun ke lapangan.
Perkelahian massal tak bisa dihindarkan. Korban meninggal berjatuhan. Tercatat 328 orang tewas dalam insiden tersebut akibat sesak napas atau pendarahan internal.
Baca Juga: Sebanyak 2.512 Personel Gabungan Diterjunkan untuk Pengamanan Persebaya Vs PSM di GBT
(Foto: Avirista Midaada/MPI/bola.okezone.com)
Tragedi Estadion Nacional akhirnya menjadi tragedi paling mematikan di dunia dalam bidang olahraga sepak bola. Apalagi ada laporan bahwa korban meninggal diperkirakan tidak hanya 328 orang. Tapi lebih banyak lagi.
Tragedi paling mematikan kedua terjadi di Stadio Accra Sprots, Ghana pada 2001 silam. Saat itu 126 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Agraprana dan Richy Nur Cholis, Dua Bocah Magetan yang Resmi Perkuat Persebaya U-13
Tapi tragedi supporter Arema FC vs Perbaya di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, Ahad (1/10/malam) telah menggeser tragedi Stadio Accra Sprots, Ghana. Karena dalam tragedi kerusuhan supporter Arema FC vs Persebaya mencapat 153 orang meninggal dunia. Bahkan dalam update terakhir, jumlah korban meninggal sudah mencapai 180 orang.
Dengan demikian, tragedi Stadion Kanjuruhan Malang menempati peringkat kedua dalam tragedi suporter sepak bola paling mematikan. Suatu peringkat kelam yang sangat memilukan. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News