SURABAYA, BANGSAONLINE.com - dr. Dwi Wijayanto, Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Kota Surabaya, mengajak anak muda untuk menjadi pengusaha atau entrepreneur agar tidak bergantung kepada lowongan kerja.
Menurutnya, entrepreneur justru bisa membuka lapangan kerja baru. "Sehingga mengurangi angka pengangguran produktif," kata politikus muda Gerindra itu yang karib disapa Dokter Dwi ini, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga: Pererat Silaturrahim dan Kolaborasi, TDA Jatim 1 Gelar Family Fun Camp Bersama Keluarga
Apalagi, saat ini Indonesia mengalami bonus demografi, yaitu kondisi di mana angka usia produktif lebih tinggi dari pada yang tidak produktif. Kondisi ini tentu harus dimanfaatkan oleh para anak-anak muda dengan kegiatan-kegiatan positif, agar bonus demografi tidak menjadi bencana.
Caranya, kata Alumnus Magister Manajemen Universitas Ciputra ini, para anak muda harus menanamkan mental pengusaha sejak dini. Sebab, jiwa dan mental seorang entrepreneur harus tangguh. Sedangkan pengetahuan dan pengalaman bisa didapat melalui sebuah proses.
Owner Wedding Organizer Mahar Agung ini berharap di masa depan semakin banyak pengusaha baru yang tumbuh. Dengan begitu, makin banyak pula lapangan kerja baru.
Baca Juga: Bosa Jasa: Solusi Urus Izin Usaha Mudah dari Rumah Saja
"Pencapaian tertinggi manusia dalam hidup adalah ketika ia bermanfaat bagi orang lain. Termasuk di antaranya membuka lapangan kerja bagi orang lain," ujar finalis Cak dan Ning Suroboyo ini.
Meski demikian, Dwi tidak memandang sebelah mata anak muda yang berkecimpung di luar dunia entrepreneur. Ia berpesan kepada mereka untuk terus mengoptimalkan profesi tersebut agar bisa tetap eksis dan terus berkembang.
Menurutnya, yang lebih penting adalah anak muda tidak boleh alergi apalagi antipati pada politik. Apapun pekerjaannya. Sebab, semua lini kehidupan diatur oleh sebuah kebijakan politik yang tentu melalui proses politik.
Baca Juga: Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng
"Profesi yang kita tekuni pun tak lepas dari kebijakan politik. Baik dokter, pengacara, notaris, dan lainnya. Regulasinya juga melalui proses politik," pungkas selebgram ini. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News