MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. turut prihatin dengan tingginya angka stunting di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Mojokerto.
Kepada para awak media, Kiai Asep menyebut kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Mojokerto harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, untuk segera dilakukan percepatan penurunan.
Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf
Kiai Asep menyampaikan, bahwa Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang diasuhnya sudah sering turut serta membantu penanggulangan berbagai masalah maupun bencana di wilayah Jawa Timur. Baik bencana alam maupun bencana nonalam seperti pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Untuk korban bencana alam, seperti longsor, puting beliung, gempa bumi, dan sebagainya, Kiai Asep memberikan bantuan renovasi rumah maupun paket sembako dari uang pribadi. Sama halnya saat pandemi Covid-19, Kiai Asep memberikan bantuan hingga miliaran rupiah untuk para warga terdapat.
"Untuk itu, mengingat stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, perlu memahami faktor penyebab stunting yang sangat penting untuk dilakukan. Dengan begitu, kita harus bersama-sama membantu kebutuhan masyarakat yang berdampak gizi buruk di Kabupaten Mojokerto," jelas Kiai Asep.
Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto
Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam penanganan kasus stunting adalah akses sosial. "Ini kemungkinan bisa diakibatkan banyaknya para oknum kedzaliman yang bermunculan di Kabupaten Mojokerto. Melalui tim, kita akan data semua keluarga yang terdampak kasus stunting. Kemudian, kita akan datangi per keluarga untuk memberikan makanan bergizi serta bantuan lainnya, agar dapat mengurangi beban para keluarga tersebut," ujar Kiai Asep.
Kiai Asep merasa turut bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, khususnya di Kabupaten Mojokerto, yang merupakan generasi penerus bangsa.
"Mari kita sama-sama semangat untuk mewujudkan Indonesia maju, adil, dan makmur dengan menjadikan terlebih dahulu Kabupaten Mojokerto sebagai miniaturnya. Dengan keterlibatan semua pihak untuk mengatasi kasus stunting ini, maka secara tidak langsung ikut andil mempersiapkan generasi emas dalam memimpin bangsa ini, terhindar dari bencana Korupsi dan sejenisnya," pungkas Kiai Asep.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Ungkap Kasus Pembunuhan
Sekadar diketahui, stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan di bawah standar anak-anak seusianya. Ini merupakan salah satu indikator gagal tumbuh akibat kekurangan asupan gizi kronis dan infeksi berulang pada periode 1.000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak anak berbentuk janin hingga berusia 23 bulan. (ris/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News