LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pembangunan Jalur Lingkar Utara (JLU) Lamongan bakal dimulai pada 2023. Ini dilakukan karena pembebasan lahan yang tersisa sekitar 4,2 hektare baru selesai akhir 2022.
Kepala Dinas PU Bina Marga Lamongan, Sujarwo, memastikan hal itu setelah sosialisasi di Balai Desa Rejosari, Kecamatan Deket. Ia menuturkan, Pemkab Lamongan kini tengah menyelesaikan proses pembebasan lahan.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
"Kini sedang proses sosialisasi dan pembayaran lahan yang dibebaskan. InsyaAllah bulan depan sudah tuntas dan tahun depan bisa dimulai pembangunan fisiknya," ujarnya didampingi Dandoko, sekretarisnya dan Camat Deket, Arif Bachtiar, Jumat (21/10/2022).
Sujarwo menambahkan, pembangunan JLU sangat ditunggu masyarakat karena menjadi solusi atas kemacetan di lajur double track KA. Pasalnya, volume kendaraan terus meningkat dan menyebabkan arus pada wilayah tersebut tersendat.
"Ini solusi untuk mengurai kemacetan ,dengan harapan adanya Jalur Lingkar Utara (JLU, bisa menjadi irisan jalur arteri primer yang melewati Lamongan," tuturnya.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Sebelumnya, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengatakan bahwa kehadiran JLU sangat mendesak sehingga diharapkan dapat secepatnya terwujud. Terlebih tahun ini dianggarkan senilai Rp50 miliar, sehingga pembebasan sisa lahan seluas 4,2 hektare atau sekitar 14,2 persen dari total kebutuhan lahan 29,5 hektare dapat segera terselesaikan tahun ini
"Kami sudah berkoordinasi dengan semua pihak, mudah-mudahan dapat menjadi langkah awal yang baik. Semoga prosesnya lancar dan tidak ada kendala, serta bisa dimanfaatkan oleh semua orang," ujar Yuhronur.
Menurut dia, pembangunan JLU dibutuhkan dalam waktu dekat sebagai solusi. apalagi dua perlintasan kereta api di Km.Sby 43+600 dan Km.Sby 45+600, serta beroperasinya double track membuat kereta api yang melintas saat ini mencapai 60 kereta per hari.kondisi tersebut, kerap menyebabkan kemacetan pada jam-jam sibuk.
Baca Juga: Ultraman Turun Tangan Bantu Warga Terdampak Kekeringan di Lamongan
Selain itu, kehadiran JLU yang diusulkan sepanjang 7,15 kilometer dapat menjadi solusi dalam menurunkan risiko kerusakan jalan. Termasuk, memiliki dampak sosial berupa peningkatan aksesibilitas masyarakat hingga tingkat keselamatan para pengguna jalan.
"Saya berharap semua memiliki spirit yang sama, keinginan yang sama. Mudah-mudahan karena semangat, spirit dan keinginan yang sama pembangunan JLU ini segera terwujud," pungkasnya. (qom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News