SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pangkoarmada II, Laksda TNI TSNB Hutabarat, memberangkatkan KRI Frans Kaisepo-368 yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL 2022. Salah satu KRI jenis Sigma Corvette Batch II itu dibangun di Vlissingen, Belanda, dan secara resmi masuk ke jajaran TNI AL pada 7 Maret 2009.
"Dari Koarmada, kapal ini kita lepas, kemudian akan singgah di Jakarta dan akan dilepas oleh Panglima TNI, selanjutkan untuk melaksanakan tugas Lebanon," kata Pangkoarmada II di Dermaga Madura Koarmada II Surabaya, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
Sebelumnya, KRI Frans Kaisepo-368 sudah memulai tugasnya dalam misi MTF UNIFIL pertama kali, pada tahun 2010 sebagai Satgas MTF TNI XXVIlI-B dan kembali dipercaya untuk kembali bertugas sebagai satgas MTF TNI XXVIII-F pada tahun 2013.
"Satgas yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh ini akan melaksanakan misi perdamaian dunia selama satu tahun. Keberadaan satgas diterima dengan baik di masyarakat sana. Terbukti masyarakat sangat terbuka dan dengan senang hati," ujarnya.
Dengan memberangkatkan 119 personel yang terdiri dari 103 ABK, 9 kru heli dan 7 personel pendukung, kata dia, mereka menempuh perjalanan dengan rute Jakarta, Belawan, India, Oman, Mesir, melewati Terusan Suez dan Beirut Lebanon.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
"Ini sudah ke 14 kalinya kita mengirim kapal untuk melaksanakan MTF, dari semuanya saya mengamati, banyak sekali peningkatan-peningkatan yang dilakukan satgas tersebut," tuturnya.
Pangkoarmada II mencontohkan, seperti satgas terakhir kemarin, KRI SIM (KRI Sultan Iskandar Muda-367 (KRI SIM-367), dia membuat Command Center MTF-NOC (Maritime Task Force-Naval Operation Center), jadi seperti Puskodal yang selama ini Puskodal ada di New York, sekarang di Lebanon sudah ada. Untuk membuat Puspodal dilatih oleh perwira-perwira KRI SIM.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
"Saya yakin satgas ini, dibawah ke pemimpinan FKO akan melakukan hal yang lebih baik, ada hal-hal yang baru," ucapnya.
Dalam waktu tempuh 27 hari, diharapkan akan tiba di Lebanon pada 27 Desember 2022. Selain melaksanakan tugas diplomasi militer, satgas juga melaksanakan kegiatan lain seperti Maritime Interdiction Operation (MIO) dengan melaksanakan pengawasan maritim di Area of Maritime Operation (AMO), lalu melakukan pelatihan guna meningkatkan kemampuan Lebanese Armed Force Navy (LAF-Navy), sehingga mampu menjaga wilayah laut teritorial secara mandiri.
"Lalu melakukan hailing seluruh kapal yang akan masuk keluar perairan teritorial, melaksanakan boarding and inspection bila ada kapal asing yang dicurigai, dan bertugas melaporkan kontak udara dari luar dalam wilayah AMO," paparnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Menurut dia, keberangkatan Satgas MTF tahun ini merupakan bentuk kepercayaan pimpinan kepada prajurit Jalasena dalam mengemban misi perdamaian. Baik sebagai duta TNI, dan duta bangsa untuk memperkokoh hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara negara sahabat.
"Hal ini juga sebagai wujud implementasi perintah dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono untuk menjaga kepercayaan negara dan rakyat kepada TNI Angkatan Laut melalui kerja nyata yang bermanfaat bagi institusi, masyarakat, bangsa dan negara," ujarnya.
"Sebagai komponen maritim dalam misi Unifil, Satgas MTF memiliki peran sentral menjaga stabilitas keamanan di laut dengan melaksanakan operasi interdiksi laut guna mencegah masuknya senjata dan material secara tidak sah ke Lebanon," pungkasnya. (dev/mar)
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News