SURABAYA, BANGSA ONLINE.com - Sistem pembayaran Indonesia akan dilengkapi dengan hadirnya rupiah digital yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Rupiah digital akan melengkapi segenap bentuk pembayaran pada saat ini, seperti uang kartal yaitu kertas dan logam, hingga uang giral yaitu debit, kredit ataupun giro.
Tahapan pengembangan central bank digital currency milik Bank Indonesia telah masuk pada proses peluncuran white paper. White paper diberi nama Proyek Garuda: Menavigasi Arsitektur Digital Rupiah. Tujuan dari white paper ialah agar masyarakat mengetahui rupiah digital yang akan diedarkan oleh Bank Indonesia.
Baca Juga: Inilah Jenis Printer yang Cocok untuk Cartridge HP 802
Bank Indonesia mendesain rupiah digital tidak hanya untuk alat transaksi mata uang sebagaimana rupiah kertas saja. Melainkan juga, dapat digunakan untuk transaksi skala besar lainnya hingga operasi moneter BI itu sendiri.
Bank Indonesia mengaku telah memetakan resiko keamanan terhadap rupiah digital. Standar kemanan yang diterapkan pada rupiah digital meliputi, manajemen identitas dan akses, manajemen keberlangsungan bisnis, manajemen security patching, pengelolaan insiden, dan manajemen siklus pengembangan.
Resiko sistemik juga turut diperhatikan, diantaranya dengan memperkuat Supervisory Technology (Suptech).
Baca Juga: Apakah Daun Pepaya Baik untuk Kesehatan Kulit? Simak Penjelasannya
Dari sisi moneter, penerbitan rupiah digital secara inheren memiliki dampak moneter yang netral. Hal ini karena rupiah digital hanya mengubah komposisi dalam kewajiban BI tanpa mengubah neraca Bank Indonesia. Selain itu, rupiah digital tidak memberikan remunerasi kepada pemegangnya.
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News