SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah menutup dan melepas peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2022 di BPSDM Jatim, Sabtu (10/12/2022). Saat itu, ia menyampaikan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal reformasi birokrasi yang diharapkan menjadi bekal para peserta untuk dibawa ke daerah masing-masing.
Arahan tersebut yakni menekankan pada birokrasi yang berdampak, dan menyebutkan bahwa reformasi birokrasi merupakan birokrasi lincah dan cepat serta berdampak pada penurunan kemiskinan. Dari ke-70 peserta, 100 persen dinyatakan lulus dengan penilaian pada evaluasi akhir yang memuaskan dan sangat memuaskan dengan rincian, 31 orang mendapatkan predikat Sangat Memuaskan sedangkan 39 lainnya dengan predikat Memuaskan.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
"Untuk menciptakan birokrasi yang berdampak itu butuh proses. Tidak semuanya bisa kun fayakun atau simsalabim. Tapi bisa dimulai dari sesuatu yang kecil yang memungkinkan untuk segera dimulai. bbsa mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan mencari solusi konkrit," kata Khofifah.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa identifikasi masalah yang dilakukan dengan cepat mampu membawa perubahan signifikan pada keadaan. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah dari problem solving dinamika kenaikan BBM.
"Jadi kemarin itu antara lain saya langsung tanyakan siapa saja yang mendapat bantuan jaringan listrik. Dengan data itu, kita bisa memberikan voucher untuk elektrifikasi sampai 2023. Nominalnya kecil, tapi masyarakat bisa merasa tenang bahwa jaringan listrik di rumah mereka insya Allah aman sampai tahun depan. Begitu pula Pemprov Jatim mengintervensi program bebas pajak bagi ojek on line dan mobil angkot , program perlindungan sosial dan sebagainya," paparnya.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Dengan begitu, konektivitas terbangun dan kecepatan pengambilan keputusan bisa terlaksana. Hal-hal seperti ini adalah contoh pendekatan teknokratis yang ada dalam diri kita. Tahu masalahnya, tahu solusinya," tuturnya menambahkan.
Gubernur perempuan pertama Jatim itu juga menekankan, pentingnya inisiatif, kreativitas, inovasi (IKI). Mengingat, ketiga hal tersebut merupakan jawaban untuk menghadapi tantangan global.
Tak hanya itu, pada mereka juga dipesankan pentingnya harmonious partnership baik di lingkungan kerja maupun dengan keluarga. Pasalnya, makin tinggi karir seseorang akan semakin banyak tantangan yang dihadapinya sehingga dibutuhkan partner yang bisa melakukan aktifitas produktif dan kondusif.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
"Suasana kondusif di rumah akan terbawa di kantor. Kasih sayang dan toleransi di rumah akan terasa juga di kantor," tuturnya kepada peserta yang didampingi pasangan masing- masing.
Mantan Menteri Sosial RI itu lebih jauh menjelaskan, Jawa Timur merupakan area kondusif yang mendukung situasi belajar dan pengembangan. Maka ia mengharap, PKN II di Jatim ini dapat memberikan sesuatu yang berguna bagi masing-masing peserta saat kembali bertus di daerah asalnya.
"Cara paling cepat belajar itu adalah belajar kepada yang telah sukses dan maju. Alhamdulillah, kultur di Jatim memberikan ruang kondusif untuk pengembangan suatu program. Insya Allah, BPSDM Jatim merupakan tempat menyemai inovator yang handal. Semua peserta hasil evaluasinya memuaskan dan sangat memuaskan. Mudah-mudahan apa yang dipelajari di sini betul-betul bisa dibawa pulang," harapnya.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Tak hanya melepas para peserta PKN II 2022, Khofifah turut memberikan piagam penghargaan kepada 10 peringkat terbaik. Di mana, 5 peserta yang menduduki peringkat pertama hingga kelima diberikan predikat istimewa.
Kelima peserta terbaik itu adalah Muhammad Juaini Taofik dari Pemerintah Kab. Lombok Timur dengan judul proyek Buat Adminduk Secara Online (Bakso) di Kab. Lombok Timur, Mochamad Bachruni Aryawan dari Pemerintah Kab. Sidoarjo dengan judul proyek Straprobule Tekbiotiv Boskanrator, dan Ikhsan dari Pemerintah Kota Surabaya dengan judul proyek Inspektorat Sahabat yang Solutif (Insentif).
Peringkat keempat diisi oleh Lilik Arijanto dari Pemerintah Kota Surabaya dengan judul proyek Peningkatan Jalan Lingkungan yang Berkelas Dunia Melalui Pola GePREK (Gotong Royong Pemberdayaan dan Ekonomi Kerakyatan), diikuti oleh Heru Susanto dari Kementerian Perhubungan dengan judul Peningkatan Pelayanan Publik Melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) Distrik Navigasi Kelas I Dumai.
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
Selain kelima orang dengan predikat istimewa tersebut, ada pula kelima orang lainnya yang menduduki peringkat keenam hingga kesepuluh terbaik. Antara lain Moh. Ali Kuncoro dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Mokhamad Anwar Mukhtadlo dari Pemerintah Kan. Bojonegoro, Fariza dari Pemerintah Prov. Riau, R. Rachmad Basari dari Pemerintah Kota Surabaya, serta Sunardi Nurcahyono dari Pemerintah Kota Madiun.
Sementara itu, Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Adi Suryanto memuji capaian Jatim. Dinilainya, Jatim berhasil mencontoh Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew yang dapat membangun birokrasi yang handal negaranya saat menjadi Perdana Menteri.
"Saat itu Lee Kuan Yew mengambil langkah tidak lazim yang tak banyak dilakukan saat itu. Jadi dia menguatkan SDM pegawai negeri. Itulah kenapa Singapura maju. Dan Jawa Timur berhasil menjadi provinsi yang pengembangan ASN-nya terbaik," ujar Adi. (dev/sis)
Baca Juga: Di Sidoarjo, Khofifah Ajak Sukseskan Pilkada Serentak 2024 dengan Damai dan Senang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News