KOTA BLITAR, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Blitar, Santoso, buka suara usai menjadi korban perampokan di rumah dinasnya. Ia menceritakan detik-detik menegangkan saat komplotan perampok menyatroni kediamannya.
Santoso menyebut, ada 3 orang yang masuk ke kamar. Awalnya, mereka menggedor dan mendobrak pintu, lalu langsung masuk serta menyergapnya beserta sang istri.
BACA JUGA:
- Mantan Wabup Bondowoso Ambil Formulir Penjaringan Calon Bupati di DPC PDIP Blitar
- Dilaporkan Hilang Tiga Hari Lalu, Nenek di Blitar Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Brantas
- Kantor Imigrasi Blitar Deportasi Gadis Berkewarganegaraan Ganda ke Singapura
- Bocah 5 Tahun Hanyut Terbawa Arus Parit saat Hujan Deras Mengguyur Kota Blitar
"Jadi mata dan mulut saya dan istri saya ditutup pakai lakban. Tangan dan kaki diikat. Saya disuruh tengkurap di lantai, istri saya di atas kasur," ujarnya kepada awak media, Selasa (13/12/2022).
Sebelum matanya ditutup, Santoso melihat salah satu pelaku membawa senjata tajam berupa parang.
"Sekilas saya lihat ada yang bawa parang panjangnya sekitar 40 cm. Itu dipakai untuk mengancam istri saya," tegasnya.
Lebih lanjut dia menceritakan, pelaku menanyakan lokasi penyimpanan harta benda miliknya dan ruang CCTV dengan terus mengancam dan mengarahkan tendangan ke badannya.