TOBA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka mengelola daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba, Jasa Tirta I terus menggiatkan konservasi lingkungan dengan cara menanam pohon di wilayah tersebut.
Agenda yang telah dilakukan Jasa Tirta I sejak 2019 itu masuk dalam Program Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (PJPSDA), pembiayaannya diperoleh dari iuran yang dipungut atas pemanfaatan air permukaan untuk berbagai kebutuhan komersial, seperti PLTA, PDAM, dan industri.
Baca Juga: Polres Jombang Peduli Lingkungan, Kerahkan Anggota Tanam 1.115 Pohon
Konservasi di Hulu Danau Toba masuk dalam PJPSDA PJT I dengan PT Inalum. Kegiatan ini terbagi pada 4 kabupaten di sekitar DTA Danau Toba, lalu di Kabupaten Samosir ada 500 Hektare yang telah terlaksana sejak 2019, dan untuk Kabupaten Toba total lahan sebanyak 250 hektare dilaksanakan sejak 2021 hingga tahun ini.
"Di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan luas lahan total 100 hektare dilaksanakan sejak 2021. Sedangkan di Kabupaten Tapanuli Utara, kegiatan penanaman masih berlangsung saat ini dengan target 50 hektare lahan kritis," kata Direktur Operasional Perum Jasa Tirta I, Milfan Rantawi, Rabu (21/12/2022).
Selain di DTA Danau Toba kegiatan penanaman pohon juga dilakukan di area Sungai Asahan dengan luas lahan sebesar 75 hektare, yang menjadi bagian dari PJPSDA dengan PT Bajra Daya Sentra Nusa. Di Kabupaten Toba, penghijauan dilakukan di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Ajibata, Lumban Julu, dan Bonatua Lunasi, yang tersebar di sejumlah desa.
Baca Juga: 2000 Tiket F1 Powerboat 2023 di Danau Toba Ludes Terjual
"Enam desa di Kecamatan Ajibata dengan total luasan 86,38 Ha, 8 desa di Lumban Julu dengan total 134,17 Ha. Sementara sisanya, sekitar 23 Ha tersebar di 3 desa di Kecamatan Bonatua Lunasi," ungkap dia.
Menurut dia, hampir seluruh bibit konservasi ditanam di lahan masyarakat yang teridentifikasi masuk ke dalam areal kritis. Dalam pelaksanaannya, permintaan bibit yang ditanam pun menyesuaikan dengan permintaan dari pemilik lahan.
Jenis tanaman yang dominan diminta adalah jenis tanaman produktif seperti Alpukat dan Durian. Disamping itu, juga terdapat tanaman konservasi seperti Pinus dan Ingul juga banyak diminati oleh masyarakat.
Baca Juga: Antisipasi Bencana, FRPB dan Mahasiswa KKN UMM, Tanam Pabrik Oksigen di Larangan Luar Pamekasan
"Nantinya tanaman produktif ini akan dimiliki oleh para pemilik lahan, sehingga sekaligus sebagai bentuk apresiasi untuk para pemilik lahan yang bersedia menjaga tanaman tersebut," tuturnya.
Kegiatan penanaman pohon di Kabupaten Toba ini juga mendapatkan pendampingan teknis dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara selaku pihak Independen.
Selain itu, PJT I bersama PT Inalum juga melibatkan Pemerintah Kabupaten Toba melalui Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama yang telah berlangsung sejak 2021. Saat ini PJT1 melakukan tahapan pemantauan pasca penanaman sembari mengumpulkan data sebagai acuan perbaikan tingkat hidup tanaman semakin baik untuk dapat berkontribusi dalam usaha konservasi tanah dan air di DTA danau Toba ini.
Baca Juga: Gandeng ARPL, Pemkab Kediri Gelar Gerakan Penghijauan di Lereng Wilis
"Kegiatan ini masih perlu perbaikan dan pendapat dari banyak stakeholder agar dapat terlaksana dan tercapai sasarannya yakni melestarikan Danau Toba," jelas dia.
Milfan Rantawi menyampaikan, Perum Jasa Tirta I sebagai BUMN berbentuk Perum diberi serah operasi oleh Kementerian dalam hal ini Kementerian PUPR dengan berpegang pada 5 pilar yaitu Konservasi Sumber Daya Air (SDA), Pendayagunaan SDA, Pengendalian Daya Rusak (memastikan infrastuktur optimal dan memiliki usia guna panjang), Memberikan informasi tentang kualitas SDA, dan Melakukan pemberdayaan masyarakat.
"Konservasi yang dilakukan untuk memastikan tanaman tumbuh, mengawetkan air agar Danau Toba dan sungai terjaga," ungkap dia.
Baca Juga: Hijaukan Gresik, Petrokimia Bantu 1.110 Bibit Pohon
Lebih lanjut, dia mengatakan, perusahaan mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat.
"Perusahaan memberikan bantuan bibit, penanaman hingga perawatan pada masyarakat pemilik lahan untuk memastikan tanaman tumbuh terawat dan terjaga. Hasil lahan akan menjadi milik masyarakat. Kegiatan juga sebagai upaya untuk mengantisipasi climate change," ungkapnya. (mid/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News