BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - BKKBN bersama Mitra Kerja dari Komisi IX DPR RI, melakukan sosialisasi pencegahan stunting di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Sabtu (24/12/2022).
Agenda tersebut juga dihadiri anggota Komisi A DPRD Bojonegoro, Agung Handoyo, yang mewakili anggota Komisi IX DPR RI, ABIDIN FIKRI; Kepala Dinas P3AKB Bojonegoro, Heru Sugiarto; Koordinator ADPIN BKKBN Jatim, Sofia Hanik; dan Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat BKKBN Pusat, Putut Riyatno.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
"Antisipasi maupun pencegahan stunting di setiap keluarga tidak hanya dilimpahkan kepada para ibu saja, namun juga dibutuhkan peran penting ayah dalam pengasuhan untuk mencegah stunting," kata Agung.
Ia meminta kepada masing masing keluarga harus kompak dan saling mendukung dalam mencegah stunting. Menurut dia, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan zat gizi kronis, terutama dalam 1.000 hari kehidupan pertama (HPK), termasuk dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, dan perkembangan balita sehingga menurunkan kualitas hidup anak.
“Pada satu keluarga harus saling mendukung pro-aktif dalam melaksanakan arahan dan sosialisasi yang sudah diberikan oleh BKKBN maupun para tenaga kesehatan setempat. Upaya maksimal harus terus dilakukan agar anak tidak terkena stunting. Para ayah dalam masing masing keluarga sudah menjadi figur anggota keluarga yang memberikan peran kenyamanan, perlindungan, dan keharmonisan dalam keluarga," paparnya.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"hal ini sangat diperlukan dalam mendukung psikologis ibu selama kehamilan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan otak janin selama dalam kandungan. Sebab, para ayah juga berperan memastikan sanitasi yang baik, air minum yang bersih dan sehat, serta lingkungan yang bebas asap rokok. Lingkungan yang sehat akan menciptakan kondisi rumah yang sehat untuk perkembangan anak. Ayah juga mempunyai peran dalam memenuhi asupan gizi selama ibu hamil, dan lainnya," imbuhnya.
Sementara itu, Putut menjelaskan, BKKBN terus bekerja maksimal dalam menekan jumlah angka stunting di semua wilayah Indonesia. Termasuk, BKKBN melakukan pelatihan training of trainer (TOT) dengan melibatkan para Kepala Dinas Kesehatan kabupaten dan Kota di Indonesia. Nantinya, para ToT diwilayahnya masing masing dapat melatih tenaga pendamping keluarga.
"Sehingga, nantinya akan terbentuk disetiap desa rata rata tiga orang pendamping, yang terdiri dari tenaga kesehatan seperti bidan, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan kader KB. Mereka akan menjadi pendamping untuk setiap desanya masing masing," ujarnya.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri
Ia berharap, para remaja putri yang akan menjadi calon pengantin yang mengisi data data yang telah disediakan dengan sebenarnya. Sebab, data aplikasi itu akan digunakan sebagai salah satu pertimbangan pemerintah mengambil kebijakan. Kemudian, di saat hamil, BKKBN memberikan pendampingan agar calon ibu mendapat nutrisi sehat, dan mengingatkan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali.
"Sejak penanganan stunting menjadi tanggung jawab BKKBN melalui aturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, kami melakukan audiensi untuk kolaborasi dengan berbagai kementerian/lembaga (K/L) terkait dengan tujuan agar program percepatan penurunan angka stunting ini secara nasional terkoordinasi," ungkapnya. (ris/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News