SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Untuk menjadikan kota Surabaya sebagai kota tujuan wisata sekaligus meningkatkan jumlah wisatawan baik luar ataupun dalam negeri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membutuhkan badan yang bertugas untuk mempromosikan wisata di kota Surabaya.
Hal ini diungkapkan oleh Head of International Hospitality and Tourism Business Universitas Ciputra, Agoestinus Lis Indrianto ketika menjadi narasumber dalam media gathering di kantor Humas Pemkot Surabaya, kemarin.
BACA JUGA:
- Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
- Digitalisasi Informasi Inklusif dan Ramah Disabilitas: Pemilu Berkeadilan di Surabaya
Menurut dosen universitas Ciputra ini, dulu Pemkot Surabaya mempunyai badan atau lembaga yang khusus menaungi promosi pariwisata atau Surabaya Tourism Promotion Board (STPB). Namun saat ini ia menilai STPB tersebut sudah tidak berfungsi kembali bahkan mati suri.
Selain itu menurut Agoes, untuk menunjang kinerja STPB dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik, Pemkot Surabaya perlu menganggarkan dana promosi sedikitnya 4% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Head of International Hospitality and Tourism Business Universitas Ciputra ini mengatakan, selama ini dana promosi dari Pemkot Surabaya sangat terbatas atau tidak sampai 1%, padahal Surabaya memiliki 40 obyek wisata menarik yang harus dipromosikan dan dibenahi.
''Keterbatasan promosi bukan dari pemkot saja tetapi juga keputusan dewan yang berwenang mengetuk anggaran yang disetujui. Mungkin anggota dewan tidak memiliki visi yang sama dengan pemkot. Idealnya memang 4% dari PAD seperti yang dilakukan Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Banyuwangi sudah melakukan,'' jelasnya.